Menkeu Sri Mulyani Sebut Ekonomi 5 Persen Tak Cukup Buat Indonesia Jadi Negara Maju, Pengamat Buka Suara

Menkeu Sri Mulyani Sebut Ekonomi 5 Persen Tak Cukup Buat Indonesia Jadi Negara Maju, Pengamat Buka Suara

Sri Mulyani Menteri Keuangan RI--Website Kemenkeu RI

JAKARTA, DISWAY.ID - Menanggapi pertumbuhan ekonomi yang sukses naik sebesar 5 Persen, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa angka 5 Persen tersebut tidak akan cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Dalam keterangannya, Menkeu Sri Mulyani menerangkan bahwa walaupun pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen tersebut bisa dibilang sebagai pencapaian ditengah-tengah kondisi perekonomian global yang tidak stabil, angka tersebut belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi atau High Income Country.

BACA JUGA:Cek Aturan Baru Tarif Perawatan di RS Kemenkes, Sri Mulyani Rilis Besarannya

BACA JUGA:Sri Mulyani Ungkap Industri Tekstil di Indonesia Sedang Kondisi Darurat

"5 Persen itu cukup? Ya tidak kalau kita mau mencapai keinginan menjadi high income country," pungkas Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan tertulis resminya pada Jumat 30 Agustus 2024.

Sementara itu menurut pendapat Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, untuk Indonesia bisa menjadi negara maju, Indonesia harus mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen hingga 7 persen.

"Syarat untuk menjadi negara maju itu dengan target pendapatan per-kapita Rp 12.000 otomatis kita butuh 6 persen sampai dengan 7 persen, dengan syarat kelas menengahnya harus banyak," jelas Tauhid ketika dihubungi oleh Disway pada Jumat 30 Agustus 2024.

Melanjutkan, Tauhid juga menambahkan bahwa Indonesia juga harus mampu mennghindari jebakan penduduk tidak produktif, serta mencari jalan untuk memastikan bahwa kondisi ekonomi kelas menengah dapat stabil dan aman.

BACA JUGA:Anggaran Makan Bergizi Gratis Dipangkas Jadi Rp 7.500, Ini Kata Sri Mulyani

"Selain kelas menengah itu harus lebih kaya, kita juga harus mengatasi masalah populasi, atau kelompok produktif itu jauh lebih dominan dan lebih besar agar bisa mengatasi jebakan penduduk yang tidak produktif," ujar Tauhid.

Selain itu, Tauhid juga menambahkan bahwa Indonesia juga harus mampu menguasai teknologi, sehingga ekonomi Indonesia tidak lagi berbasis sumber daya alam, namun menjadi ekonomi berbasis teknologi.

"Tentu itu syarat utama, kalau itu gak dipenuhi ya bakal sangat sulit," Tutup Tauhid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads