Dukung Ketahanan Energi, DEN Usul Beri Insentif Pengembangan Bioetanol
Dewan Energi Nasional Agus Pramono mengungkapkan perlunya dukungan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi di Indonesia, salah satunya dengan pengembangan energi baru terbarukan serta energi berbasis bahan baku nabati, di antaranya bioetanol.-Pixabay-
Diketahui, adanya cukai etanol ini memberatkan industri dalam melakukan pengembangan bahan bakar hijau.
Selain itu, ia menyarankan agar pemerintah memberikan insentif untuk menggenjot pengembangan bioetanol di dalam negeri.
Dengan begitu, diharapkan tantangan-tantangan untuk mewujudkan ketahanan energi dapat segera dituntaskan.
BACA JUGA:Relawan Rumah Bersama Deklarasi Pramono-Rano di Pilkada Jakarta
"Saya berharap ini bisa menjadi perhatian kita semua, khususnya kementerian keuangan," ujarnya.
Terlebih, Indonesia saat ini mempunyai 13 pabrik bioethanol dengan kapasitas produksi 365 juta liter per tahun.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan bensin dalam negeri, Pertamina masih impor sebesar 57 persen.
"Pada saat ini, untuk memenuhi kebutuhan bensin dalam negeri Pertamina masih melalukan impor sebesar 57 persen (56.368.118 liter per hari)," ungkapnya.
Oleh karenanya, program bioethanol 5 persen (E5) sebagai campuran bahan bakar bensin selain menurunkan emisi sekaligus mengurangi impor bensin.
Adapun keperluan bioethanol fuel grade untuk program E5 berkisar 5 juta liter per hari.
BACA JUGA:Menhub Budi Ungkap 4 Syarat Turunkan Harga Tiket Pesawat Hingga 10 Persen
BACA JUGA:Ingin Buat Sekolah Jadi Riang, Kun Wardana: Kalau Bisa Tidak Usah Ada PR
"Dan program ini akan dijalankan secara bertahap dengan target implementasi program E5 tercapai di seluruh Indonesia pada tahun 2028," Imbuhnya.
Kemudian, program E10 juga memerlukan bioethanol fuel grade setidaknya 10 juta liter per hari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: