50 Persen Perempuan Beresiko Alami Disfungsi Dasar Panggul Usai Melahirkan

50 Persen Perempuan Beresiko Alami Disfungsi Dasar Panggul Usai Melahirkan

Guru Besar FK UI Budi Iman Santoso -Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Jarang disadari bahwa perempuan berisiko mengalami prolaps atau disfungsi dasar panggul usai melahirkan.

"Kalau kita (di Indonesia), satu dari perempuan yang pernah melahirkan, itu pasti 50% akan jadi peluang (mengalami prolaps)," ungkap Guru Besar FK UI Budi Iman Santoso ketika ditemui di IMERI, Jakarta.

Bahkan, kondisi ini dapat semakin parah seiring perempuan tersebut melahirkan kembali.

BACA JUGA:Ini 4 Orang yang Tidak Diperbolehkan Konsumsi Buah Naga, Siapa Saja?

BACA JUGA:5 Manfaat Konsumsi Daging Buah Kelapa untuk Kesehatan, Baik untuk Kulit dan Jantung

"Pada penelitian saya, hamil saja udah 2,5 persen rusak. Melahirkan itu bisa sampai 15 persen. Malah kalau pertama kali melahir umur di atas 35 tahun, itu malah bisa sampai 25-35 persen," ungkapnya.

Sehingga, semakin tua semakin besar risiko mengalami disfungsi dasar otot panggul.

Namun, menurutnya banyak wanita yang tidak peduli dengna kondisi tersebut.

Padahal, hal ini dapat dicegah, bahkan ketika masih dalam masa kehamilan, dengan yang utama adalah deteksi dini.

Seorang yang memiliki otot yang lemak berisiko tinggi mengalami disfungsi dasar panggul setelah melahirkan, dan tanda awalnya adalah keluar kencing ketika batuk.

"Tanda awal bahwa itu adalah yang sudah mempunyai kelemahan dasar panggul. Makanya pakai PI-ONE tadi, itu begitu wanita habis ngelahirin, atau ada keluhan sakit, langsung di screening," tuturnya.

BACA JUGA:RS Harapan Kita Bakal Dibangun 20 Lantai, Jadi Pusat Layanan Kesehatan Terintegrasi

BACA JUGA:Olahraga Lari Dukung Pola Hidup Sehat, 4.000 Orang Ikuti Herbalife Run 2024

Sementara wanita yang sudah melahirkan dan diperiksa USG dapat diprediksi tingkat kerusakan otot dasar panggulnya untuk kehamilan berikutnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads