Kanker Limfoma Hodgkin Stadium Lanjut Bisa Dicegah dengan Deteksi Dini, Ini Cerita Penyintas

Kanker Limfoma Hodgkin Stadium Lanjut Bisa Dicegah dengan Deteksi Dini, Ini Cerita Penyintas

Bulan Kesadaran Limfoma yang jatuh pada bulan September mengajak para penyintas untuk bercerita--Istimewa

Ia berbagi kisah bagaimana awalnya ia didiagnosis saraf terjepit, karena gejalanya mirip.

BACA JUGA:Terungkap! Puput Novel Meninggal Karena Punya Penyakit Kanker, Diungkap Vonny Cornellya

“Saya merasakan sakit punggung, demam tinggi, keringat berlebih, dan berat badan turun drastis. Bahkan setelah menjalani MRI, tidak ditemukan sel kanker. Saya juga sempat dicurigai TB, dan baru setelah biopsi dan pemeriksaan PET-CT scan, saya mengetahui bahwa saya menderita Limfoma Hodgkin, bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Tantangan terberat yang saya alami adalah panjangnya proses pengobatan. Saya sempat mengalami remisi satu kali, yaitu pada September 2023. Namun, remisi tersebut tidak berlangsung lama. Pada Januari 2024 terdeteksi sel kanker aktif (relapse) dan hingga kini, remisi belum tercapai, dan sel kanker masih aktif berdasarkan PET-CT SCAN yang baru saja dilakukan di September 2024 kemarin,” tuturnya. 

Menanggapi tantangan tersebut, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menekankan pentingnya kolaborasi multi-sektoral untuk memperkuat sistem kesehatan Indonesia.

“Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sangat menyambut baik kolaborasi lintas sektor dalam memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia. Kami menyadari bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendirian, dan oleh karena itu, kami sangat memerlukan dukungan dari para pemangku kepentingan terkait—mulai dari sektor swasta, organisasi pasien, hingga masyarakat luas. Dengan kerja sama yang baik, kita dapat memberikan perawatan yang lebih baik bagi para pasien, termasuk mereka yang menderita Limfoma Hodgkin,” jelas dr. Nadia.

Aryanthi Baramuli Putri, SH, MH, ketua umum Cancer Information and Support Center (CISC), yang juga seorang penyintas kanker, turut menyampaikan pentingnya dukungan bagi pasien kanker.

“Berbagai tantangan dihadapi pasien kanker khususnya akses terhadap diagnosis dan pengobatan seperti masalah psikologis, informasi dan keuangan. Itulah mengapa CISC didirikan sebagai sebuah organisasi pasien, guna memberikan informasi dan dukungan psikososial. Dari sekitar 3.000 anggota CISC, terdapat sekitar 250 rekan-rekan penyintas Limfoma (termasuk Hodgkin dan non-Hodgkin).”

BACA JUGA:Terungkap! Puput Novel Meninggal Karena Punya Penyakit Kanker, Diungkap Vonny Cornellya

Shinta Caroline, Head of Patient Value Access PT Takeda Indonesia, menegaskan komitmen Takeda dalam mendukung penanganan Limfoma Hodgkin di Indonesia. 

“Takeda berkomitmen untuk terus meningkatkan tatalaksana Limfoma Hodgkin di Indonesia melalui penyediaan obat-obatan yang inovatif, dan lebih dari itu, melalui upaya kolaboratif bersama semua pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia seputar Limfoma Hodgkin. Kami tidak hanya ingin menjadi penyedia solusi kesehatan yang terpercaya, tetapi juga mitra jangka panjang bagi pemerintah, organisasi pasien, asosiasi medis, sektor swasta, dan masyarakat luas. Fokus utama kami selalu pada kepentingan pasien—bagaimana kita bisa memberikan perawatan yang terbaik, meningkatkan kualitas hidup mereka, dan mendukung perjalanan mereka melawan penyakit ini. Kami percaya bahwa melalui kolaborasi yang kuat, kita dapat menciptakan dampak positif yang nyata bagi pasien Limfoma Hodgkin di Indonesia,” tutup Shinta.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait