Awas! Penggunaan Fintech Melesat Pesat Bak Pisau Bermata Dua

Awas! Penggunaan Fintech Melesat Pesat Bak Pisau Bermata Dua

Chief Data Officer Lokadata.id, Suwandi Ahmad mewanti-wanti penggunaan fintech yang bisa jadi pisau bermata dua-Disway.id/Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Maraknya kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi layanan teknologi finansial (fintech) di Indonesia, semakin banyak pula masyarakat yang mulai beralih untuk menggunakan layanan fintech sepenuhnya. 

Dilansir dari data Lokadata.id, tercatat ada sekitar 78 persen masyarakat yang setiap harinya menggunakan aplikasi fintech untuk keperluan keuangan mereka.

BACA JUGA:Tawarkan Kepraktisan, Aplikasi Fintech Jadi Pemicu Boros?

BACA JUGA:Mengenal Fintech Media Toolkit, Salurkan Modal Pinjaman Mudah dan Aman Bagi UMKM

Kendati begitu, penggunaan fintech yang semakin marak ini juga menimbulkan kekhawatiran baru berupa perilaku konsumtif yang berlebihan. 

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan konsumtif melalui skema Buy Now Pay Later (BNPL) sudah melonjak hingga ke angka 89,90 persen per-tahunnya (y-o-y).

“Ketika kemasan gas dari 12 kilo dipecah menjadi 5 kilo-an di awal tahun 2000-an, Itu menunjukkan karakter orang Indonesia yang gak suka beli langsung jumlah besar,” Chief Data Officer Lokadata.id, Suwandi Ahmad, dalam acara Power Lunch yang digelar Midaz, Senayan, pada Rabu 9 Oktober 2024.

“Demikian juga dengan top up, kegiatan top up mestinya sebulan bisa diisi langsung sejuta, memilih untuk dipecah-pecah,” lanjutnya.

BACA JUGA:Kemenkop Minta Industri Perbankan Fintech Salurkan Kredit UMKM

BACA JUGA:Ini Penyebab Fintech dan Investasi Bodong Tumbuh Marak di Indonesia

Menurut Suwandi, masyarakat juga banyak menggunakan layanan bank digital untuk melakukan top up ke aplikasi fintech mereka.

“Digital banking yang ada di Indonesia, dari sekian banyak responden, nomor satu paling banyak untuk top up e-wallet. Jadi apa yang layanan-layanan di dalam bank digitalnya yang sudah connect dengan e-wallet itu yang paling banyak digunakan,” jelas Suwandi.

Kendati begitu, persentase populasi individu dewasa yang tidak memiliki rekening bank atau unbanked masih terbilang tinggi, yaitu 67 persen. 

Oleh karena itulah, fintech dianggap berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: