Mengenal Tumor Hipofisis, Bisa Diawali dengan Sakit Kepala Hingga Gangguan Penglihatan

Mengenal Tumor Hipofisis, Bisa Diawali dengan Sakit Kepala Hingga Gangguan Penglihatan

Ilustrasi Sakit Kepala-pixabay.com-

Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, perbedaan ini menandakan adanya pengaruh hormonal yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan tumor.

Memahami faktor risiko ini dapat membantu dalam deteksi dan penanganan yang lebih baik.

BACA JUGA:Kojek Manggung di Paris hingga Rilis Album, Rayakan 100 Tahun Sitor Situmorang

Gejala Tumor Hipofisis

Gejala yang dialami pasien dengan tumor hipofisis bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor.

Salah satu gejala yang paling umum adalah gangguan penglihatan, terutama kebutaan periferal, yang terjadi akibat tekanan tumor pada saraf optik.

Sakit kepala juga merupakan keluhan yang sering disampaikan dan sering kali menjadi gejala awal yang dihadapi pasien.

Selain itu, pasien sering melaporkan perubahan hormonal yang dapat menyebabkan gejala seperti menstruasi yang tidak teratur pada wanita dan penambahan berat badan. Keseimbangan hormonal tubuh yang terpengaruh bisa berdampak serius pada kesehatan.

Misalnya, kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan kondisi akromegali, sedangkan kekurangan hormon tertentu dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh yang vital, seperti metabolisme dan pertumbuhan.

BACA JUGA:Mengenal Water Vapor Thermal Therapy, Alat Jitu Tuntaskan Tumor Prostat Jinak Hadir di Indonesia

Prevalensi Tumor Hipofisis

Tumor hipofisis cukup umum, mewakili sekitar 10-15% dari semua tumor otak.

Meskipun dapat memengaruhi pria dan wanita, prevalensi lebih tinggi ditemukan pada wanita, khususnya dalam kelompok usia dewasa.

Pengetahuan tentang prevalensi ini dapat membantu dalam diagnosis lebih awal dan pengobatan yang tepat.

BACA JUGA:Saut Situmorang Desak Semua Pimpinan KPK Mundur, Bentuk Tanggung Jawab Moral

Proses Diagnosis Tumor Hipofisis

Proses diagnosis tumor hipofisis melibatkan beberapa langkah penting.

Pertama, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon, yang dapat menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormonal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads