Penelitian Schneider Electric: Mayoritas Perusahaan di Indonesia Fokus Investasi di Bidang Digitalisasi dan Keberlanjutan
Survei tahunan Schneider Electric, Green Impact Gap 2024, yang dilakukan di sembilan negara Asia dengan melibatkan 4.500 pemimpin bisnis, termasuk Indonesia, menunjukkan kesadaran perusahaan-perusahaan di Asia semakin tinggi dalam mengutamakan keberlanjut--Istimewa
JAKARTA, DISWAY.ID - Mayoritas perusahaan di Indonesia fokus dan komitmen untuk mencapai target keberlanjutan global.
Melalui acara Innovation Day Jakarta 2024 dengan tema “Driving Sustainable Growth through Innovative Building and Industrial Solutions”, Schneider Electric yang menggabungkan digitalisasi, elektrifikasi, dan otomasi mendukung terciptanya masa depan yang berkelanjutan dalam bangunan dan industri.
Innovation Day merupakan platform dialog antara pelanggan, mitra distributor, system integrator, panel builder, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam Survei tahunan Schneider Electric, Green Impact Gap 2024, yang dilakukan di sembilan negara Asia dengan melibatkan 4.500 pemimpin bisnis, termasuk Indonesia, menunjukkan kesadaran perusahaan-perusahaan di Asia semakin tinggi dalam mengutamakan keberlanjutan, dan meyakini dampak positifnya terhadap inovasi dan peluang bisnis.
Di Indonesia sendiri, 98% pemimpin bisnis mengatakan telah menetapkan target keberlanjutan, dengan 71% pemimpin bisnis menyatakan keberlanjutan sebagai prioritas utama, dan 48% dari mereka mengatakan peningkatan peluang bisnis merupakan pendorong utama inisiatif keberlanjutannya.
Sebanyak 38% perusahaan di Indonesia menyatakan berencana menginvestasikan lebih dari USD 1 juta untuk meningkatkan keberlanjutan operasional mereka dalam dua tahun ke depan, dengan digitalisasi (44%) dan keberlanjutan rantai pasokan (43%) menjadi dua fokus utama dalam investasi ini.
BACA JUGA:Telkom Perkuat Praktik Keberlanjutan, Skor ESG Meningkat Signifikan hingga Raih Predikat Sangat Baik
Namun terlepas tingginya kesadaran dari tujuan keberlanjutan (98%), namun baru setengahnya (51%) yang memiliki rencana aksi yang jelas termasuk upaya dekarbonisasi.
Beberapa tantangan yang menjadi hambatan dalam upaya dekarbonisasi mereka seperti keterbatasan ketersediaan energi bersih/ Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang belum mencukupi kebutuhan (39%), kendala operasional, kebijakan, dan finansial (masing-masing 32%), serta minimnya akses terhadap data yang memadai (29%).
“Kendala utama yang sering kami temui adalah keterbatasan data operasional yang menyebabkan para pelaku bisnis kesulitan dalam memetakan masalah dan mengambil langkah strategis dalam memulai aksi keberlanjutan. Melalui acara Innovation Day Jakarta 2024, Schneider Electric ingin membantu para pelaku bisnis Indonesia untuk mengakselerasi aksi keberlanjutannya, khususnya dalam upaya dekarbonisasi dengan solusi terintegrasi mulai dari konsultasi dalam pemetaan masalah dan pembuatan rencana aksi, hingga implementasi solusi digital dan otomasi yang mendukung tujuan keberlanjutannya,” kata Martin Setiawan, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste.
Dalam kesempatan ini, Schneider Electric juga memperkenalkan konsultasi audit energi, EcoConsult Energy Efficiency untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia mendapatkan wawasan berbasis data atas konsumsi energi dalam kegiatan operasionalnya, dan mengambil langkah-langkah yang efektif dalam mengoptimalkan penggunaan energi mereka secara efisien, dan mengurangi pemborosan energi.
“Tahun ini, Schneider Electric tidak hanya mengadakan Innovation Day di Jakarta tetapi juga di kota-kota besar lainnya seperti Medan dan Surabaya, dan kami akan terus memperluas jangkauan ini ke lebih banyak kota di tahun-tahun mendatang. Kami ingin menjangkau lebih banyak pelaku bisnis dan komunitas untuk bersama-sama mengakselerasi aksi nyata menuju keberlanjutan,” lanjut Martin Setiawan, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: