Penjelasan Menteri Abdul Mu'ti soal Sekolah Khusus Korban Kekerasan Seksual, Belajar dari Amerika

Penjelasan Menteri Abdul Mu'ti soal Sekolah Khusus Korban Kekerasan Seksual, Belajar dari Amerika

Penjelasan Menteri Abdul Mu'ti soal Sekolah Khusus Korban Kekerasan Seksual, Belajar dari Amerika-Istimewa-

Padahal, mereka masih berada di usia remaja yang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan layak.

"Banyak kelompok-kelompok ini sebenarnya masih berusia muda, masih berusia remaja, dan masih dalam masa usia sekolah juga sehinga mereka tidak mendapat kelayakan pendidikan karena sekolah formal tak bisa menerima," paparnya.

Oleh karena itu, pihaknya menemukan dua opsi untuk menangani permasalahan tersebut.

BACA JUGA:Muncul Wacana Ranking Nilai Bakal Berlaku Lagi di Sekolah, Ini Tanggapan Wamendikdasmen

BACA JUGA:Kasus Guru Honorer Supriyani Kembali Bergulir Usai Kesepakatan Damai Dicabut, Kemendikdasmen: Hormati Proses Hukum

"Kalau kita meniru negara lain itu ada namanya Cottage School yang dikembangan di Amerika, yang memang itu khusus untuk mereka yang secara psikologis, secara sosial, ada masalah dan mereka belajar di tempat pendidikan tertentu," cetusnya.

Kemudian, pihaknya juga memungkinkan pendekatan sekolah asrama yang memang sudah diterapkan di beberapa organisasi kemasyarakatan.

"Kemudian yg kedua kemungkinan bisa juga dengan pendekatan boarding yg selama ini beberapa sudah ada di lakukan di beberapa organisasi kemasyarakatan."

Namun begitu, pihaknya masih akan terus melakukan pengkajian untuk menemukan format yang ideal diterapkan di Indonesia.

BACA JUGA:Ramai soal Deep Learning Gantikan Kurikulum Merdeka, Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Itu Bukan Kurikulum

BACA JUGA:Mengenal Kurikulum Deep Learning, Program Baru Mendikdasmen Gantikan Kurikulum Merdeka

"Formatnya seperti apa nanti akan kita coba lakukan kajian dan lebih mendalam lagi karena memang kami juga harus memiliki data yang cukup akurat untuk memastikan bagaimana penanganan ini bisa kami lakukan sehingga mereka yang sudah jadi korban ini tidak mendapatkan masalah."

Upaya ini pun diharapkan menjadi jalan keluar supaya korban kekerasan tetap ingin belajar.

"Dan mereka harus kita berikan kesempatan untuk bisa tumbuh sebagai generasi bangsa yang hebat dan kuat dengan pendidikan yang kita berikan itu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads