Potensi Nanomedicine di Era Post Antibiotik, Ini Kata Kepala BPOM
Potensi Nanomedicine di Era Post Antibiotik, Ini Kata Kepala BPOM-Disway/Annisa Amalia Zahro-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Post antibiotics era mulai mengancam kesehatan masyarakat dunia dengan semakin meningkatnya resistensi antibiotik.
Bahkan, diperkirakan akan ada 10 juta kematian global dan Rp66 triliun kerugian material pada 2050 akibat resistensi antibiotik apabila hal ini tidak dikendalikan mulai sekarang.
BACA JUGA:Daftar 55 Kosmetik Berbahaya Dilansir BPOM, Ada Kandungan Merkuri Hingga Timbal
BACA JUGA:BPOM Cabut Izin Edar Produk Skincare dr Richard Lee yang Salahi Aturan
Tak ayal, WHO pada 2023 lalu menetapkan antmicrobial resistance (AMR) sebagai salah satu dari 10 ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat global.
Selain itu, era pasca-antibiotik pun semakin dekat menjadi ancaman masyarakat.
Bahkan, untuk jenis obat-obatan antibiotik generasi baruk seperti beta lactase, sudah mulai terjadi resistensi.
"Tentu kita tidak ingin generasi terbaru juga mengalami resistensi, tapi tanda-tandanya sudah ada. Buktinya dalam laporan kami, pharmacovigilene, di Lembaga Evaluasi Obat BPOM, kita melihat tren itu," ungkap Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar ketika ditemui di Jakarta, 29 November 2024.
BACA JUGA:BPOM dan BUMN Manfaatkan AI, Dukung Daya Saing UMKM di Bidang Obat dan Makanan
BACA JUGA:Daftar 16 Skincare Injeksi Langgar Izin BPOM, Ada Brand Milik dr Richard Lee
Dengan kondisi ini, bukan tidak mungkin era pasca-antibiotik benar-benar terjadi segera.
Untuk diketahui, post-antibiotics era merupakan masa di mana tidak ada penemuan antibiotika baru yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit infeksi akibat bakteri.
Sementara itu, Taruna menyebut ada peluang metode pengobatan untuk mengganti antibiotik.
Dijelaskannya, terdapat dua jenis antibiotik yang dikembangkan, yakni berasal dari alam dan sintetik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: