bannerdiswayaward

Gojlokan atau Roasting bagian dari Penyedap Canda yang Mentradisi di Lingkungan Nahdliyin

Gojlokan atau Roasting bagian dari Penyedap Canda yang Mentradisi di Lingkungan Nahdliyin

KH Imam Jazuli, anggota Presidium Penyelamat Organisasi dan MLB NU.-Dokumentasi Pribadi-

Itu harus dilakukan baik oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun pejabat publik. Tentu ada harga mahal yang harus dibayarkan, yaitu mengorbankan keragaman dan memilih penyeragaman.

Di masa-masa yang akan datang, mungkin publik hanya menerima panggung stand up comedy sebagai satu-satunya ruang untuk roasting. Mimbar-mimbar agama dan panggung-panggung politik harus dibersihkan dari roasting dan gojlokan.

Kita telah memasuki suatu zaman yang tak sanggup mengolok-olok dirinya sendiri, apalagi orang lain. Kita telah kehilangan kekuatan dan keinginan untuk mengungkap sisi gelap kemanusiaan baik dilakukan oleh diri sendiri maupun orang lain. Inilah sebuah zaman yang rapuh.

Alhasil, penulis berharap Gus Miftah masih sanggup menjalani tugas dan tanggung jawabnya sebagai UKP, dan Presiden Prabowo Subianto masih mempertahankannya. Satu kesalahan masih bisa dimaafkan.

Namun, jika Gus Miftah betul-betul mengundurkan diri dan Presiden menggantinya dengan orang lain, maka semoga ini menjadi kekuatan baru bagi bangsa ini. Kelak jika ada satu pejabat publik dan tokoh agama yang melakukan satu kesalahan saja maka dia harus dihukum seberat-beratnya baik hukuman sosial, politik, maupun administratif. (*)

*) KH Imam Jazuli Lc., MA, Alumni Jurusan Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo Mesir.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads