Biografi Bashar Al Assad, Presiden Suriah yang Kabur Usai Keluarganya Berkuasa Lebih dari 50 Tahun
Biografi Bashar Al Assad penting untuk diketahui sebagai pemimpin Suriah bertangan besi yang baru saja kabur usai ditekan pemberontak.--NDTV
Di Homs, video yang dilokasi geografisnya oleh CNN menunjukkan penduduk merobek-robek poster Assad dan ayahnya dalam adegan yang mengingatkan pada gambar simbolis dari tahun 2011.
BACA JUGA:Pemerintahan Suriah Direbut Pemberontak, Presiden Bashar al-Assad Kabur Keluar Negeri
Assad berkuasa
Assad berkuasa dalam pemilihan umum tanpa lawan pada tahun 2000 setelah kematian ayahnya Hafez al-Assad, yang bangkit dari kemiskinan untuk memimpin Partai Baath dan merebut kekuasaan pada tahun 1970, menjadi presiden negara itu pada tahun berikutnya.
Assad yang lebih muda tumbuh di bawah bayang-bayang ayahnya, seorang sekutu Soviet yang memerintah Suriah selama tiga dekade dan membantu mendorong populasi minoritas Alawite ke jabatan-jabatan penting di bidang politik, sosial, dan militer.
Seperti putra yang menggantikannya, Hafez al-Assad tidak banyak menoleransi perbedaan pendapat dengan penindasan yang meluas dan serangan berkala kekerasan negara yang ekstrem.
BACA JUGA:Israel Bombardir Hizbullah di Suriah, Rilis Video Serangan
Pada tahun 1982 di kota Hama – yang direbut pemberontak awal minggu ini – Hafez al-Assad memerintahkan tentara dan dinas intelijennya untuk membantai ribuan lawannya, mengakhiri pemberontakan yang dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin.
Sebagai putra kedua yang tidak siap untuk meneruskan tugas ayahnya, Assad belajar oftalmologi di London sampai kakak laki-lakinya Bassel, yang telah dipersiapkan untuk menggantikan Hafez, meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1994.
Bashar al-Assad kemudian menjadi pusat perhatian nasional dan mempelajari ilmu militer, kemudian menjadi kolonel di tentara Suriah.
Setelah ayahnya meninggal pada bulan Juni 2000, hanya butuh beberapa jam bagi parlemen Suriah untuk mengubah konstitusi guna menurunkan batas usia kepresidenan dari 40 tahun menjadi 34 tahun, sebuah langkah yang memungkinkannya untuk menggantikan ayahnya setelah pemilihan umum tanpa oposisi pada bulan berikutnya.
Istri Assad, Asma al-Assad, yang dinikahinya pada tahun 2000, seorang mantan bankir investasi keturunan Suriah yang tumbuh di London, turut memperkuat pandangan tersebut.
Namun, harapan Barat akan Suriah yang lebih moderat sirna ketika pemimpin baru tersebut segera mempertahankan hubungan tradisional negaranya dengan kelompok militan, seperti Hamas dan Hizbullah.
Mereka kemudian langsung mengutuk rezim tersebut setelah ia menghadapi gelombang gerakan pro-demokrasi tahun 2011 dengan kekuatan brutal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: