Telur yang Retak, Aman atau Tidak untuk Diolah Jadi Makanan? Ahli Beri Penjelasan

BACA JUGA:Natal 2024 Sudah Dekat, Harga Telur dan Minyakita Masih Belum Stabil

"Membran itu melindungi [telur] dari bakteri," paparnya Steele.

"Anda cukup memecahkan telur ke dalam mangkuk kecil, tutup dengan plastik pembungkus atau tutup, dan gunakan dalam waktu dua hari – pastikan Anda memasaknya hingga matang setidaknya 160 derajat," sambungnya.

Akan tetapi jika selaputnya pecah, telur tersebut tidak aman untuk dimakan manusia, kata Steele. Namun, telur tersebut masih baik untuk tempat pengomposan.

"Kalsium dalam cangkang telur sangat baik untuk tanah," imbuh Steele.

BACA JUGA:Penganiayaan Berujung Kematian, Tukang Telur Gulung Dikeroyok Usai Mencuri Motor di Tebet

Departemen Pertanian membagikan panduan serupa di situs webnya.

"Bakteri dapat masuk ke dalam telur melalui retakan pada cangkang telur. Jangan pernah membeli telur yang retak," ujar Departemen Pertanian Amerika Serikat, USDA.

Telur yang retak selama proses memasak, seperti merebus hingga matang, “aman,” kata USDA.

Telur yang retak ini tidak perlu dibuang.

Selain itu, “ingatlah bahwa semua telur harus dimasak hingga matang,” kata sumber yang sama.

BACA JUGA:Viral Telur Bantuan untuk Ibu Hamil Diambil Lagi Usai Difoto Panitia di Desa Citeureup Bandung

Meskipun telur secara historis tidak dianggap sebagai “makanan kesehatan,” FDA sekarang menggolongkannya sebagai makanan yang “sehat dan padat nutrisi,” menurut aturan baru yang diusulkan.

Pembaruan tersebut merupakan hasil perubahan dalam ilmu gizi dan rekomendasi diet, menurut badan tersebut.

Menurut USDA, telur yang retak umumnya tidak dianggap aman untuk dimakan karena bakteri dapat masuk ke dalam telur melalui retakan pada cangkangnya.

Sumber: