Ini yang Terjadi saat Bakteri Pemakan Daging Gerogoti Tubuh Manusia, Serang Tenggorokan dan Kulit

Ini yang Terjadi saat Bakteri Pemakan Daging Gerogoti Tubuh Manusia, Serang Tenggorokan dan Kulit

Ilustrasi bakteri pemakan daging di Jepang--Fortune/Getty Image

JAKARTA, DISWAY.ID – Kasus mengerikan bakteri pemakan daging terjadi di Jepang menjadi peringatan penting saat bakteri ini mengancam manusia.

Tenggorokan dan kulit merupakan organ yang paling rentan diserang.

Jepang mencatat, terjadi peningkatan kasus Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS) yakni sebanyak 977 kasus yang diikuti dengan 77 kematian.

BACA JUGA:Bakteri Pemakan Daging Ancam Warga Jepang, Apa Penyebab Keganasan Staphilococcus Aureus?

Angka ini melampaui tahun 2023 yang tercatat sebanyak 941 kasus sepanjang tahun.

Sebelumnya, penurunan terjadi pada masa pandemi.

Namun, sejak pembatasan dilonggarkan, penyakit ini kembali meningkat.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A (GAS) yang merupakan strain agresif dari Staphilococcus Aureus.

BACA JUGA:Waspada Infeksi Bakteri Staphylococcus Aureus akibat Resisten Antibiotik

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik-infeksi Prof. Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, Sp.PD-KPTI menjelaskan, bakteri ini merupakan kuman yang berkolonisasi di tubuh manusia.

"Pada beberapa jenis dijumpai strain yang agresif sehingga menyebabkan terjadinya penyakit. Kalau ada infeksi kulit, otot dan kulit bisa busuk, dikenal Grup A Streptococcus," terang Erni kepada Disway, Selasa, 18 Juni 2024.

Dosen FKUI tersebut mengatakan, bakteri ini sudah ada di tubuh setiap manusia dengan nama Staphilococcus Aureus, jenis MSSA (Metisilin Sensitif Staphilococcus Aureus) tidak kebal antibiotik, sedangkan MRSA (Metisilin Resisten Staphilococcus Aureus) kebal antibiotik.

BACA JUGA:Buktikan Khasiat Jus Tomat Ampuh Bunuh Bakteri Salmonella Penyebab Tipes dan Gangguan Pencernaan

Dalam tubuh manusia, bakteri ini berfungsi sebagai flora komensal, bagian dari penyeimbang di tubuh.

Kendati demikian, terdapat superantigen yang membuat kuman ini menjadi berbahaya.

"Kuman ini menghasilkan toksin bernama TSST-1 dan Enterotoxin A, B, C, D, E, H dan ini yang membuatnya jadi berbahaya," tuturnya.

BACA JUGA:Berbakteri, 20.000 Bibit Pohon Pisang Filipina Dimusnahkan di Bandara Soetta

Biasanya, organ yang diserang adalah tenggorokan dan  kulit.

"Bila terkena, harus ditangani dengan cepat dan tepat karena sangat berbahaya, bisa menimbulkan kematian dengan cepat," tandasnya.

BACA JUGA:Anak Kelahiran Caesar Miliki Bakteri Berbahaya Lebih Tinggi dari Kelahiran Normal, Dokter Spesialis Anak: ASI Eksklusif Sangat Penting

Penanganan juga harus melibatkan dokter ahli penyakit infeksi.

Pasien yang ditangani dengan tepat bisa sembuh total.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: