Sudah Sampai Malaysia, Ahli Virus Tiongkok Ungkap Fakta Baru Human Metapneumovirus HMPV
Ilustrasi virus HMPV--The Hindu/Wikimedia
JAKARTA, DISWAY.ID - Penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV) sudah terdeteksi di Malaysia dengan total 327 kasus. Perlukah kita khawatir?
Menurut ahli virus Tiongkok, di sana mengalami peningkatan infeksi HMPV.
Namun para ahli menegaskan itu bukan 'virus baru'
Tiongkok telah mengalami peningkatan kasus human metapneumovirus (HMPV) sejak pertengahan Desember 2024, yang memicu kekhawatiran tentang virus baru seperti dilansir dari CGTN.
Namun, pejabat kesehatan dan dokter telah meyakinkan publik bahwa HMPV adalah penyakit pernapasan yang sudah lama dikenal sejak dulu.
BACA JUGA:HMPV Telah Merembet ke Malaysia, 327 Kasus Terditeksi
Fakta HMPV
Media domestik telah melaporkan peningkatan infeksi HMPV, dengan beberapa orang menggambarkan gejala "mirip flu", termasuk pusing, yang mengarah pada spekulasi tentang patogen baru.
Pakar Tiongkok mengatakan HMPV bukanlah ancaman baru.
Ahli Virus Zheng Lishu, seorang peneliti di Institut Virologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC), menjelaskan bahwa HMPV adalah virus umum yang telah beredar di seluruh dunia selama lebih dari 60 tahun.
Akan tetapi virus ini baru diidentifikasi oleh para ilmuwan pada awal tahun 2000-an karena tingkat pertumbuhannya yang lambat dan gejala yang tidak spesifik.
BACA JUGA:Apa Itu HMPV? Penyakit yang Mewabah di China dan Malaysia
"Bagi kebanyakan orang, gejalanya akan berangsur-angsur mereda dalam waktu sekitar seminggu," kata Zheng.
Ruan Zhengshang, wakil kepala departemen penyakit menular di Rumah Sakit Xinhua di Shanghai, memperingatkan agar tidak mendiagnosis sendiri HMPV berdasarkan gejala seperti demam atau pusing. Ia mencatat bahwa HMPV memiliki gejala yang mirip dengan penyakit pernapasan lainnya, termasuk batuk, hidung tersumbat, kelelahan, ketidaknyamanan gastrointestinal, dan bahkan demam tinggi.
"Tidaklah akurat untuk menilai influenza, HMPV, dan infeksi pernapasan lainnya berdasarkan tingkat demam atau pusing," kata Ruan, yang menyarankan orang untuk mencari perhatian medis untuk diagnosis dan pengobatan yang akurat jika gejalanya memburuk.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: