Cegah Efisiensi Berdampak ke Program Kemendikdasmen, P2G Saran Rampingkan Struktur Birokrasi

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyayangkan penyusutan anggaran Kemendikdasmen imbas efisiensi anggaran-Disway.id/Annisa Zahro-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyayangkan penyusutan anggaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) imbas efisiensi anggaran.
Anggaran Kemendikdasmen tahun 2025 sebesar Rp33 triliun disebut akan dipangkas sebesar Rp8 triliun sehingga menjadi Rp25 triliun saja.
BACA JUGA:Retreat Kepala Daerah Terpilih Habiskan Dana Belasan Miliyar Rupiah, Netizen: Ngakunya Efisiensi!
BACA JUGA:PP Muhammadiyah: Idul Adha 6 Juni 2025, Cek Jadwal Puasa Zulhijjah, Tarwiyah hingga Arafah
"Mendapatkan surat dari Kementerian Keuangan, intinya untuk melakukan efisiensi sebesar Rp8,035 triliun," kata Suharti dalam rapat kerja bersama Komite III DPD RI, dikutip pada Selasa, 11 Februari 2025.
Menurut Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim, mengkhawatirkan imbas dari efisiensi ini tidak terrealisasinya program-program yang telah direncanakan Kemendikdasmen.
Terlebih, Kemendikdasmen tahun ini memiliki target ambisius untuk meningkatkan jumlah peserta Pendidikan Profesi Guru serta memberikan tunjangan profesi guru (TPG), dan juga tunjangan cash transfer untuk guru honorer.
Tak hanya itu, berbagai pelatihan untuk guru BK serta pengintegrasian pembelajaran deep learning dan coding-AI di kelas tentu memerlukan anggaran yang tidak sedikit.
BACA JUGA:Cara Daftar KIP Kuliah Penerima PIP, Kemendikdasmen: Jadi Prioritas
BACA JUGA:Sempat Beri Bocoran, Kemendikdasmen Tegaskan Format Baru PPDB Tunggu Arahan Presiden Prabowo
Selain itu, sebagian besar anggaran tersebut juga telah dialokasikan untuk PIP dan BOS.
"Kami khawatir program-program yang direncanakan oleh Kemendikdasmen tahun 2025 ini tidak bisa terrealisasi," terang Salim kepada Disway, dikutip 11 Februari 2025.
Hal ini tentu saja akan berdampak buruk terhadap pencapaian kualitas pendidikan secara umum.
"Tidak akan mampu menyejahterakan guru, tidak akan mampu meningkatkan kompetensi guru, dan tidak akan mampu untuk mengejar ketertinggalan anak Indonesia dari aspek kompetensi," paparnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: