Amar Bank Siap Komitmen Penuh Jelang Ekonomi Digital 2025

Amar Bank Siap Komitmen Penuh Jelang Ekonomi Digital 2025

Amar Bank Siap Komitmen Penuh Jelang Ekonomi Digital 2025---Dok. Istimewa

JAKARTA, DISWAY.ID - PT Bank Amar Indonesia Tbk. (“Amar”), sebagai pelopor perbankan digital di Indonesia, terus berkomitmen menyediakan solusi inovatif untuk mendukung inklusi keuangan dan mempercepat penetrasi layanan keuangan digital.

Di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia awal tahun ini, Amar Bank menyoroti digitalisasi perbankan memiliki peranan strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, menekankan bahwa perbankan digital memiliki potensi besar untuk memperluas akses keuangan, meningkatkan efisiensi, dan menjadi motor penggerak ekonomi digital di Indonesia.

"Melalui teknologi yang efisien dan aman, perbankan digital tidak hanya mempercepat inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat, tetapi juga mendukung transformasi sektor-sektor lain dalam ekosistem digital, membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif”.

BACA JUGA:Demo Mahasiswa Tolak Revisi UU TNI Ricuh, Massa Aksi Dipukul Mundur Polisi!

Digitalisasi sektor keuangan menjadi semakin penting di tengah tekanan ekonomi Indonesia saat ini. Data BPS menunjukkan deflasi selama dua bulan berturut-turut (0,76% Januari dan 0,48% Februari 2025), yang mencerminkan lemahnya permintaan dan daya beli masyarakat.

Situasi ini ditambah dengan penurunan populasi kelas menengah sebanyak 9,48 juta orang dalam lima tahun terakhir, dimana kelompok ini menyumbang 81,49% dari total konsumsi nasional dan berperan sebagai penopang utama ekonomi.

Namun, di balik tantangan tersebut, Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh. Salah satu faktor yang dapat mendorong pertumbuhan tersebut adalah meningkatnya transaksi ekonomi dan keuangan digital.

Bank Indonesia mencatatkan 3,5 miliar transaksi digital per Januari 2025, tumbuh 35,3% (yoy), sementara volume transaksi pada aplikasi mobile dan internet masing-masing meningkat sebesar 29,7% (yoy) dan 19,8% (yoy), menegaskan semakin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap layanan digital.

BACA JUGA:Hustle Culture Butuh Energi Stabil Sepanjang Hari: Saatnya Beralih ke Green Coffee

Perubahan perilaku ini juga dipertegas oleh temuan Center of Economic and Law Studies (CELIOS). Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, menyebutkan dominasi transaksi digital terus meningkat.

Data menunjukkan 31% pengguna online banking dan 32% pengguna mobile apps mengakses layanan ini 2-5 kali sebulan, bahkan 17% dan 16% lebih dari 10 kali.

Sementara itu, nilai pembayaran digital juga diproyeksi melonjak dari Rp 473,44 triliun pada 2019 menjadi Rp 2.908,59 triliun pada 2025. Tak hanya itu, penyaluran pinjaman digital diperkirakan meningkat hampir enam kali lipat, dari Rp 58,83 triliun menjadi Rp 365,70 triliun, menandai peran fintech yang kian vital bagi UMKM dan akses pendanaan cepat.

Nailul menegaskan bahwa tren ini mencerminkan cepatnya adopsi teknologi keuangan, membuka peluang bagi layanan digital untuk menjangkau lebih banyak segmen. Apalagi, potensi pembayaran digital di Indonesia masih sangat besar, dengan baru sekitar 30 persen masyarakat yang beradaptasi. Ini menandakan ruang pertumbuhan layanan keuangan digital masih luas.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads