RSUI Kolaborasi dengan RSCM Buka Layanan Terapi Stem Cell untuk Keluhan Tulang dan Sendi

RSUI Kolaborasi dengan RSCM Buka Layanan Terapi Stem Cell untuk Keluhan Tulang dan Sendi

RSUI Kolaborasi dengan RSCM Buka Layanan Terapi Stem Cell untuk Keluhan Tulang dan Sendi-Disway/Hasyim Ashari-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) resmi membuka layanan Stem Cell Orthopaedi, sebuah inovasi terapi regeneratif untuk pasien dengan gangguan muskuloskeletal seperti osteoartritis, cedera sendi, dan nyeri tulang belakang.

Layanan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), yang telah berpengalaman dalam terapi sel punca melalui Stem Cell and Metabolites Clinic di RSCM.

BACA JUGA:Ditresnarkoba PMJ Ungkap 1.566 Kasus Narkoba dalam 2 Bulan, 634.536 Jiwa Terselamatkan

BACA JUGA:Pagelaran Sabang Merauke, Parade Inspirasi Diri Ramaikan Car Free Day Jakarta

"Stem cell (sel punca) ini menjadi salah satu bidang penelitian maupun pelayanan medis yang telah berkembang dan sangat menjanjikan dan terobosan ini merupakan harapan baru untuk pengobatan yang saat ini mungkin sangat sulit," kata Direktur Utama RSUI dr. Ari Kusuma Januarto, Sp.OG., Subps.Obginsos saat acara peluncuran di Depok, Jawa Barat pada Selasa 29 April 2025.

Terapi Regenerasi Inovasi

Terapi sel punca (stem cell) merupakan pendekatan medis yang memanfaatkan kemampuan sel punca untuk memperbaiki dan meregenerasi jaringan tubuh yang rusak.

BACA JUGA:Hasan Nasbi Mundur, Waketum Golkar: Jubir Harus Selalu di Samping Prabowo

BACA JUGA:SUV Listrik SERES 3 Meluncur di PEVS 2025, Jarak Tempuh 412 Km Harga Mulai Rp 370 Jutaan

Dalam konteks ortopedi, terapi ini digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi seperti osteoartritis, cedera ligamen, dan degenerasi tulang belakang. Di RSCM, terapi sel punca telah diterapkan pada lebih dari 500 pasien dengan berbagai kondisi, termasuk patah tulang yang sulit disembuhkan dan degenerasi diskus tulang belakang .

Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang, Dr. dr. Rahyussalim Sp.OT (K) mengatakan, frekuensi terapi sel punca berbeda-beda tergantung kerusakan yang dialami pasien.

Untuk kerusakan parah memerlukan tiga sampai empat kali terapi untuk bisa mendapatkan hasil maksimal. Sedangkan untuk kerusakan ringan, cukup mendapatkan satu kali tindakan agar bisa pulih.

BACA JUGA:Kabar Baik! Ada Bansos 2025 dari Pemerintah untuk Ibu Hamil, Simak Cara Cek Status dan Besaran Dana yang Diterima

BACA JUGA:LPDUK Teken MoU dengan PERBASI, Kemenpora Yakin Pengembangan Basket Makin Profesional

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads