Duh! Hanya Seperempat Dosen di Indonesia Bergelar Doktor, Banyak yang Ngajar Masih Kurang Pede

JAKARTA, DISWAY.ID — Bayangkan jadi dosen yang harus mengajar ratusan mahasiswa, memimpin riset, menulis publikasi ilmiah, sambil terus dituntut “berkembang secara akademik”.

Tapi gelar doktor belum dikantongi.

Itulah realitas yang dihadapi sebagian besar dosen di Indonesia hari ini.

BACA JUGA:Jadwal dan Link Live Streaming Indonesia Open 2025 Hari Ini, 12 Wakil Merah Putih Beraksi

Data Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengungkapkan bahwa hanya 25,05 persen dosen Indonesia yang sudah menempuh pendidikan doktoral (S3).

Artinya, lebih dari 225 ribu dosen masih belum bergelar doktor.

“Jujur saja, kalau belum S3 itu kadang ngajar juga jadi kurang pede,” kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, saat meluncurkan Program Beasiswa Doktor untuk Dosen Indonesia Tahun 2025, Senin 2 Juni 2025.

BACA JUGA:Bryan Mbeumo Mau Gabung MU, Setan Merah Harus Penuhi Satu Syarat Ini!

Menurut Brian, menjadi doktor bukan sekadar soal gelar, tapi soal keberanian intelektual untuk berdiskusi, meneliti, dan membawa perubahan.

Sebagai mantan dosen, ia mengaku sangat memahami keinginan dosen-dosen muda untuk kuliah lagi.

“Dulu saya jadi dosen karena ingin lanjut S3, ingin ke luar negeri. Teman-teman saya juga banyak yang begitu. Tapi kesempatan dan biaya yang jadi masalah,” ungkapnya.

Kini, lewat program beasiswa baru ini, pemerintah menargetkan 5.000 dosen bisa melanjutkan studi doktoral, baik di dalam negeri maupun luar negeri, melalui skema seperti joint degree atau program kolaboratif internasional.

BACA JUGA:Saldo DANA Gratis Rp540.000 Cair ke Dompet Elektronik Pagi Ini, Klaim Sekarang Juga

Ngajar Ratusan Mahasiswa, Tapi Dosen S3-nya Minim

Minimnya jumlah dosen bergelar S3 ternyata berdampak langsung pada rasio dosen-mahasiswa.

Satu dosen bisa mengajar hingga 120 mahasiswa, jauh dari ideal.

Sumber: