Hindari Jebakan Middle Income Trap, Pengamat Tekankan Perlunya Pemanfaatan Kekuatan Ekonomi Indonesia
proyeksi pertumbuhan Indonesia hingga satu dekade ke depan dinilai masih memiliki potensi yang besar-disway.id/Bianca Khairunnisa-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Ditengah-tengah ketidakpastian perekonomian global, proyeksi pertumbuhan Indonesia hingga satu dekade ke depan dinilai masih memiliki potensi yang besar.
Hal ini juga didukung oleh populasi lebih dari 280 juta jiwa dimana mayoritas adalah generasi muda yang adaptif terhadap teknologi, serta pertumbuhan kelas menengah yang terus meningkat.
Kendati begitu, Indonesia sendiri masih membutuhkan arah dan strategi yang jelas.
BACA JUGA:Puan Maharani: Iduladha 1446H Jadi Momentum Perkuat Solidaritas dan Kepedulian Sosial
BACA JUGA:Tinjau Tambang Nikel, Bahlil Bakal Datang Langsung ke Raja Ampat
Menurut Dosen FEB UPNVJ sekaligus Wakil Direktur German Centre UPNVJ, Freesca Syafitri, hal ini sangat diperlukan untuk dapat memanfaatkan modal demografis yang ada.
"Jika diolah dengan baik, bisa menjadi sumber kekuatan ekonomi baru berbasis inovasi dan transformasi digital," ujar Freesca ketika dihubungi oleh Disway, pada Jumat 6 Juni 2025.
Melanjutkan, Freesca juga menambahkan bahwa sekedar potensi saja masih belum cukup.
Pasalnya, Indonesia juga masih harus berhati-hati dengan jebakan struktural Middle-Income Trap, di mana negara berkembang gagal naik kelas menjadi negara maju karena bergantung pada konsumsi domestik tanpa inovasi yang cukup.
Dalam konteks ini, kekuatan ekonomi masa depan Indonesia akan sangat ditentukan oleh kemampuan negara menciptakan nilai tambah, bukan hanya sebagai tempat jual beli, tetapi sebagai produsen teknologi, konten lokal, dan pusat inovasi regional.
BACA JUGA:Semangat Berbagi di Hari Idul Adha, Kemkomdigi Bagikan Daging Kurban untuk 2.000 Mustahik
BACA JUGA:Panen Raya Jagung di Kalbar, Prabowo Lepas Ekspor Perdana Jagung ke Malaysia
"Dunia melihat Indonesia sebagai rising power dengan posisi strategis dalam rantai pasok global. Namun, untuk mengambil posisi itu, Indonesia harus menyusun ulang narasi ekonominya—dari ekonomi berbasis sumber daya ke ekonomi berbasis pengetahuan, inovasi, dan kewirausahaan digital," jelas Freesca.
Dalam hal ini, Freesca juga menyoroti peran sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: