bannerdiswayaward

Limbah Detergen Diduga Jadi Penyebab Busa 'Salju' di BKT, DLH DKI Siapkan Langkah Hukum

Limbah Detergen Diduga Jadi Penyebab Busa 'Salju' di BKT, DLH DKI Siapkan Langkah Hukum

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta membeberkan penyebab busa yang mirip dengan salju memenuhi aliran Banjir Kanal Timur (BKT).-Disway.id/Cahyono-

JAKARTA, DISWAY.ID - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta membeberkan penyebab busa yang mirip dengan salju memenuhi aliran Banjir Kanal Timur (BKT).

Humas DLH DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengungkapkan, disinyalir busa di BKT timbul akibat buangan limbah detergen dari usaha laundry dan cuci mobil.

BACA JUGA:Dari Kampus ke Industri: Telkom Dukung Ribuan Talenta Digital Siap Kerja Melalui Digistar Connect

BACA JUGA:Dukung Kelestarian Lingkungan, BRI Perkuat Aksi Daur Ulang Limbah dan Reduksi Emisi dalam Operasional Perusahaan

Yogi menjelaskan langkah berikutnya akan dilakukan sosialisasi dan penegakan hukum oleh Bidang Penaatan dan Penegakan Hukum dan Sudin LH terhadap pelaku usaha cucian mobil atau motor dan laundry di sepanjang BKT yang mengalirkan limbah ke badan air tanpa pengolahan.

"Secara bertahap, Pemprov DKI Jakarta juga akan membangun Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD), yang bertujuan agar dapat menghasilkan olahan berupa air yang memenuhi baku mutu air limbah yang dapat dibuang ke badan air dengan aman," kata Yogi dalam keterangannya pada Jumat, 20 Juni 2025.

Untuk diketahui, detergen keras adalah detergen yang buihnya banyak karena kandungan MBAS atau Metilen Blue Active Surfactan, di mana kurang ramah bagi lingkungan.

"Padahal banyaknya busa bukan merupakan indikator efektifitas detergen membersihan. Sebaiknya masyarakat menggunakan soft deterjen yang lebih ramah lingkungan," jelas Yogi.

BACA JUGA:Akademisi Kaji Untung Rugi Penghapusan Kuota Impor oleh Prabowo: Jadi Keranjang Limbah Produk Dunia

BACA JUGA:Cara erafone Jaga Bumi, Hadirkan Fasilitas Pengelolaan Limbah Elektronik

Yogi menyampaikan, busa juga ditimbulkan karena ketinggian air mencapai 4,1 meter, atau berada pada status siaga.

Dalam kondisi tersebut, sesuai standar operasional prosedur (SOP) pengendalian banjir, seluruh pintu air di Weir 3 dibuka penuh untuk mengurangi tekanan air.

Sebagai dampak dari pembukaan pintu air ini memicu turbulensi air yang cukup kuat, sehingga menimbulkan busa di sekitar area pembukaan sungai.

Lusa ini kemudian terbawa arus ke arah hilir menuju laut hingga sejauh kurang lebih satu kilometer, sebelum akhirnya berangsur menghilang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads