Putra Mahkota Reza Pahlavi Setujui Pergantian Rezim di Tengah Perang Iran–Israel, Musuh dalam Selimut?
Reza Pahlavi, putra mahkota Iran yang kini hidup di pengasingan, secara terbuka menyerukan perubahan rezim di Iran.--The Daily Guardian
Saat konflik Israel–Iran memanas, pernyataan Pahlavi ini dengan cepat memicu debat: apakah ini langkah strategis untuk memanfaatkan gejolak demi meraih dukungan internasional? Atau murni seruan tulus untuk demokrasi di tanah air?
Lebih jauh, Pahlavi juga menyatakan komitmennya membentuk front nasional oposisi, membuka saluran komunikasi bagi aktivis anti-rezim.
“Saya melangkah maju bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi sebagai pelayan rakyat,” tegasnya, sembari menyampaikan rencana referendum untuk rakyat dan menyusun peta jalan transisi & rekonstruksi ekonomi pasca-rezim.
BACA JUGA:AFC Berubah Pikiran, Gertakan Alex Pastoor Berbuah Manis! Timnas Disambut Warga Meksiko, Vietnam Iri
Dengan konflik regional yang makin memanas, langkah Pahlavi menghadapi tantangan besar dari dalam dan luar. Apakah dukungan militer atau massa oposisi bisa terwujud? Bagaimana komunitas internasional meresponsnya?
Pahlavi meminta pihak militer yang tetap cinta tanah air untuk bergabung dengannya:
“Jika kalian bergabung, pengabdian kalian akan dikenang dan dirayakan.”
Dalam situasi penuh ketegangan, dukungan terbuka Reza Pahlavi terhadap perubahan rezim bisa jadi panggung kritis. Apakah ini sinyal awal transisi demokrasi, atau justru manuver strategi dalam laga geopolitik? Waktulah yang akan menjawab.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: