bannerdiswayaward

Mobil China Bikin GM hingga Tesla Babak Belur, Ubah Peta Persaingan Global dengan Cara Baru

Mobil China Bikin GM hingga Tesla Babak Belur, Ubah Peta Persaingan Global dengan Cara Baru

Ilustrasi mobil listrik Tesla: raksasa-raksasa otomotif seperti General Motors, Volkswagen, hingga Tesla, mulai kewalahan menghadapi serangan agresif dan super cepat dari para kompetitor China seperti BYD, Chery, hingga Xpeng.-X/@EvaLovesDesign-

JAKARTA, DISWAY.ID - Di tengah revolusi industri otomotif dunia, peta persaingan global kini mulai digambar ulang — dan kali ini, kuasnya ada di tangan para produsen mobil asal China.

Dalam beberapa tahun terakhir, raksasa-raksasa otomotif seperti General Motors, Volkswagen, hingga Tesla, mulai kewalahan menghadapi serangan agresif dan super cepat dari para kompetitor China seperti BYD, Chery, hingga Xpeng.

Tak hanya soal harga, produsen mobil China datang membawa senjata utama: kecepatan pengembangan produk, efisiensi, dan mentalitas “cukup bagus dan cepat dirilis” yang sepenuhnya mengubah paradigma lama industri otomotif global.

Contoh nyatanya bisa dilihat dari Chery, produsen mobil China yang kini menjadi eksportir terbesar dari negara itu. Ketika mereka ingin meluncurkan SUV Omoda 5 versi Eropa, hanya butuh enam minggu untuk melakukan perombakan besar: dari sistem kemudi, kontrol traksi, rem, suspensi, hingga ban — semua disesuaikan dengan karakter jalanan Eropa yang lebih menantang.

“Kalau ini dilakukan produsen Eropa, bisa makan waktu lebih dari setahun,” kata Riccardo Tonelli, pakar dinamika kendaraan senior Chery dilansir dari Reuters.

BACA JUGA:GIIAS ke 30 Siap Digelar di ICE BSD, Mobil China Makin Ramaikan Pasar Otomotif Nasional

Bandingkan dengan rata-rata siklus pengembangan mobil di produsen global, yang bisa memakan waktu lima tahun untuk model baru. Di China? Cukup 18 bulan, bahkan kurang.

Di pasar domestik, rata-rata umur model EV China hanya 1,6 tahun — jauh lebih muda dari mobil merek asing yang mencapai 5,4 tahun.

Kecepatan ini bukan kebetulan.

Produsen seperti BYD, kini raksasa EV terbesar China, memiliki hampir 900.000 karyawan — jumlah yang setara gabungan Toyota dan Volkswagen — dan menguasai hampir seluruh rantai pasokan sendiri.

Mereka tidak bergantung pada pemasok luar, yang sering jadi titik lemah produsen besar dalam mempercepat inovasi.

Mereka mengadopsi pendekatan ala startup teknologi: merilis produk cepat, lalu menyempurnakannya lewat pembaruan rutin dan umpan balik konsumen.

Simulasi dan AI menggantikan sebagian besar uji jalan konvensional, dan peluncuran model dianggap sebagai awal, bukan akhir dari proses pengembangan.

“Produsen global belum paham siapa yang mereka hadapi,” ujar Peter Matkin, kepala teknik Chery untuk merek internasional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads