bannerdiswayaward

Polisi Bunuh Polisi di NTB: Jejak Luka dan Wanita di Pesta Kolam, 2 Atasan Kini Ditahan

Polisi Bunuh Polisi di NTB: Jejak Luka dan Wanita di Pesta Kolam, 2 Atasan Kini Ditahan

Tangkapan layar para tersangka kasus kematian Brigadi Nurhadi.-Disway NTB/Ryan-

LOMBOK UTARA, DISWAY.ID-- Tragedi di balik gemerlap Gili Trawangan kini menguak luka dalam institusi penegak hukum. Seorang polisi ditemukan tewas. Pelakunya, diduga adalah rekan seprofesinya sendiri. Polisi bunuh polisi di NTB! 

Mulanya, pada April 2025, tubuh Brigadir Nurhadi, anggota Propam Polda NTB, ditemukan mengambang di kolam vila Tekek, Gili Trawangan.

Ia disebut meninggal karena tenggelam. Namun fakta berkata lain. Hasil otopsi menemukan luka memar, lecet, bahkan fraktur tulang lidah yang mengarah pada dugaan kuat pencekikan sebelum kematian.

BACA JUGA:Terungkap Wanita di Kolam Saat Brigadir MN Dibunuh 2 Komandannya, Semula Diduga Pesta Narkoba

“Kalau tulang lidah patah, lebih dari 80 persen penyebabnya adalah pencekikan,” kata dr. Arfi Syamsun, dokter forensik yang memeriksa jenazah Nurhadi.

Bukti lain, ganggang kolam ditemukan di paru-paru korban. Ini menandakan Nurhadi masih hidup ketika masuk ke air. Namun besar kemungkinan, ia sudah dalam kondisi tidak sadar, karena kekerasan sebelumnya.

Polda NTB akhirnya menetapkan dua mantan perwira polisi, IMYP (eks Kompol) dan HC (eks Ipda), sebagai tersangka. Kedua atasan itu telah dipecat tidak dengan hormat (PTDH) dan kini  resmi ditahan selama 20 hari, sejak Senin 7 Juli 2025.

Anehnya, penahanan 2 eks perwira yang diduga terlibat pesta kolam berujung kematian Brigadir Nurhadi itu dilakukan secara diam-diam. Tak ada foto saat digiring, tak ada ekspos seperti biasanya. Publik hanya diberi foto dari ruang tahanan.

“Orangnya sudah di atas, nanti kita tunjukkan fotonya. Ini murni strategi penyidikan,” kata AKBP Catur Erwin, Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda NTB, dikutip dari ntb.disway.id

Penempatan keduanya pun dibuat khusus. Satu orang satu sel, di lantai dua tahanan Polda NTB. Semua demi alasan keamanan dan penyidikan, katanya.

Kasus ini kian rumit ketika hasil tes poligraf (alat deteksi kebohongan) menunjukkan bahwa  para tersangka tidak jujur saat ditanyai kronologi peristiwa malam kejadian. Termasuk IMYP, HC, dan seorang perempuan berinisial M.

BACA JUGA:Brigadir MN Dihabisi Buntut Tudingan Ganggu Teman Wanita Komandannya, Isu Narkoba dan Modus Sambo Kembali Terulang

“Ada indikasi berbohong dalam keterangan mereka. Tapi kami tak hanya andalkan pengakuan. Yang utama adalah fakta ilmiah,” kata Kombes Pol Syarif Hidayat, Dirreskrimum Polda NTB.

Perempuan Terseret: Kuasa Hukum Bicara “Tumbal”

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads