bannerdiswayaward

Krisis Global, Kadin Ungkap Langkah Strategis yang Pas untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Krisis Global, Kadin Ungkap Langkah Strategis yang Pas untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia, Aviliani, optimis pertumbuhan ekonomi 5 Persen sangat mungkin dicapai di semester II 2025-Disway.id/Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam kurun waktu setahun ini, ketidakpastian perekonomian global kerap kali menjadi pembahasan panas.

Pasalnya, ketidakpastian tersebut juga menjadi penghambat sendiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional negara Indonesia.

BACA JUGA:Diikuti 18 Ribu Orang, FORNAS VIII 2025 Bikin Ekonomi Berputar Rp800 M!

BACA JUGA:UMKM Jadi Penopang Ekonomi, DFSK dan ICMS Dorong Pemanfaatan Kendaraan Listrik dalam Sektor Usaha Rakyat

Hal serupa juga diungkapkan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Susiwijono Mugiarso.

Menurutnya, tekanan ekonomi global saat ini sangat nyata dan berpengaruh langsung terhadap perekonomian nasional. Contohnya adalah ketegangan geopolitik di berbagai kawasan dunia berdampak besar terhadap rantai pasok, biaya logistik, serta harga komoditas.

BACA JUGA:Presiden Prabowo: Kejahatan Ekonomi Beras Oplosan Bikin Kerugian Negara Capai Rp100 Triliun Setiap Tahun

"Dampaknya ke ekonomi luar biasa, terutama urusan supply chain, urusan logistic cost, dan urusan banyak hal yang terkait dengan bagaimana komponen harga barang menjadi lebih mahal," ujar Susiwijono kepada media di Jakarta, pada Rabu 30 Juli 2025.

Kendati tengah diterpa oleh perang tarif dan ketidakpastian ekonomi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan bahwa pemulihan pertumbuhan ekonomi nasional menuju angka 5 persen pada semester kedua 2025 sangat mungkin dicapai.

BACA JUGA:Danantara: Lokomotif Ekonomi Menuju Indonesia Emas

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kadin Indonesia, Aviliani. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi 5 persen itu sendiri sebenarnya sangat mampu untuk dicapai selama Pemerintah mampu mengoptimalkan belanja negara, menggerakkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta membangun kembali kepercayaan pelaku usaha.

“Jadi kalau kita lihat di semester 2 (triwulan II) ini, kita berharap harusnya bisa ditingkatkan pertumbuhan ekonomi, bisa menjadi 5 persen kembali. Memang dengan syarat. Pertama adalah kita harapkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) ini mulai bisa belanja lagi” tutur Aviliani dalam konferensi pers Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2025 bertajuk “Memetakan Peluang dari Volatilitas Perekonomian Global”, yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Selasa 29 Juli 2025 lalu.

Lebih lanjut, Aviliani juga menambahkan bahwa syarat lainnya untuk pertumbuhan tersebut adalah tingkat belanja Pemerintah. Pasalnya pada triwulan II ini, pertumbuhan ekonomi tercatat negatif akibat terhambatnya belanja pemerintah.

Padahal menurut Aviliani, meski kontribusinya hanya sekitar 8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pengeluaran negara tetap menjadi penggerak utama aktivitas ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads