Tak Lagi Satu Level! Dominasi Indonesia Buat Malaysia Gerah, Deretan Pemain Eropa Perkuat Timnas U-23
Tak Lagi Satu Level! Dominasi Indonesia Buat Malaysia Gerah, Deretan Pemain Eropa Perkuat Timnas U-23-@arelpriyatnaa_-Instagram
JAKARTA, DISWAY.ID - Makin tertinggal, Malaysia panas lihat kemajuan timnas Indonesia.
Amunisi Eropa untuk Garuda Muda dikualifikasi Piala Asia U-23 2026. Catatan untuk timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23.
Timnas Indonesia U-23 mencatatkan performa solid di ajang Piala AFF U-23 2025, meski harus puas menjadi runner-up usai kalah dari Vietnam di final.
Di balik pencapaian itu, sejumlah catatan penting muncul untuk dievaluasi, terutama menyangkut efektivitas serangan dan ketajaman lini depan.
BACA JUGA:Disdagin Kabupaten Bogor Luncurkan DIRGA, Sistem Pemantauan Harga Sembako Secara Real Time
Statistik Impresif, Tapi Tak Berbanding Lurus dengan Produktivitas Gol
Selama lima pertandingan di Piala AFF U-23 2025, Garuda Muda mencatatkan 3 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 1 kekalahan.
Secara permainan, skuad asuhan Gerald Vanenburg menunjukkan peningkatan signifikan, terutama dalam hal akurasi passing dan penguasaan bola (ball possession).
Menurut data dari situs ASEAN United, rata-rata ball possession Indonesia mencapai 71,2 persen di sepanjang turnamen—angka yang sangat impresif.
Namun, statistik apik ini tidak sejalan dengan produktivitas gol. Di luar kemenangan besar atas Brunei Darussalam, Indonesia hanya mencetak 1 gol dari 4 pertandingan lainnya.
BACA JUGA:ASYIK! Pemprov DKI Terapkan Tarif Transportasi Umum Rp80 Saat HUT ke-80 RI
Diduga, penyebab utama mandeknya serangan adalah dominasi penguasaan bola yang terlalu sering terjadi di area pertahanan sendiri, serta kurang efektifnya lini tengah dalam mengalirkan bola ke depan.
Selain itu, Garuda Muda juga terlalu bergantung pada striker naturalisasi, James Reven, yang menjadi satu-satunya tumpuan mencetak gol.
Tantangan untuk PSSI: Perbaiki Lini Serang & Kreativitas
Permainan berbasis ball possession memang terlihat rapi dan mendominasi, namun tanpa diiringi penyelesaian akhir yang tajam, semua itu tak membuahkan hasil maksimal.
Evaluasi besar harus dilakukan, terutama dalam hal kreativitas lini tengah dan efektivitas serangan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
