BPOM Turun Tangan, Isu Nampan MBG Mengandung Minyak Babi Akan Diuji di Laboratorium
Taruna Ikrar kemudian berjanji akan mengungkapkan hasil laboratorium terhadap nampan MNG yang diduga mengandung minyak babi.-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. Taruna Ikrar menanggapi isu yang beredar luas di media sosial terkait nampan atau baki dari MBG (Makanan Bergizi Gratis) yang diduga mengandung minyak babi.
BPOM menyatakan keseriusannya dengan berencana melakukan uji laboratorium terhadap produk tersebut untuk memastikan kebenaran isu yang meresahkan masyarakat.
BACA JUGA:Sebanyak 350 Aduan ke KPK dari Masyarakat Pati, Sadewo : Saya Istikamah
BACA JUGA:AION dan Hyptec, Senjata GAC Indonesia Gebrak Pasar EV Tanah Air
Taruna Ikrar mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Jaminan Halal dan Kantor Komunikasi Kepresidenan.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Badan Jaminan Halal, Pak Heikal untuk menindaklanjuti. nah sekarang dari Badan POM apa yang akan dilakukan? yang pertama kami juga sudah berkomunikasi dengan Badan Gizi, Badan Jaminan Halal ditambah dengan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan," ujar Tarauna Ikar dalam konferensi pers di kantor BPOM, Rabu 27 Agustus 2025.
"Intinya Badan POM akan menindaklanjuti isu ini dalam bentuk akan mengetes. karena kan ada dua model kita bisa mengetes, kita punya laboratorium dan laboratorium kita memungkinkan untuk mengetes itu," tambahnya.
BACA JUGA:Diperiksa 6,5 Jam Diperiksa KPK, Sudewo Cepat-cepat Naik Aplhard Putih
BACA JUGA:Pertamina Dorong 110 Inovasi PFmuda untuk Wujudkan Ketahanan Energi dan Pangan
Lebih lanjut, Taruna Ikrar menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk memberikan kepastian hukum dan ketenangan kepada konsumen, terutama bagi umat Muslim.
Isu ini mencuat setelah video dan unggahan viral di media sosial yang mengklaim nampan plastik yang digunakan oleh MBG memiliki kandungan minyak babi. Nampan tersebut diduga didaur ulang dari limbah babi, sehingga dianggap tidak halal.
"Nah kalau hubungannya dengan food security dan sebagainya itu sebetulnya kita tidak mengurusi halal dan haramnya. tapi tentu sebagai bagian dari mitigasi karena kita tahu masyarakat kita 87 persen muslim, tentu anak-anak kita seperti itu, maka aspek halal dan haram ini juga penting dan kita sudah berkoordinasi dengan Badan Jaminan Halal, Pak Heikal untuk menindaklanjuti," tegas Taruna.
BACA JUGA:Buntut KLB Campak, Menkes Budi akan ke Sumenep dan Dorong Akselerasi Imunisasi
BACA JUGA:Kuwait Cancel, Timnas Lawan Cina Taipei di FIFA Matchday September 2025
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
