bannerdiswayaward

Ekonom Sebut Demo Besar Ancam Rupiah dan IHSG, Bom Waktu Sosial Ekonomi

Ekonom Sebut Demo Besar Ancam Rupiah dan IHSG, Bom Waktu Sosial Ekonomi

Setelah sempat melemah pada penutupan akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan kembali menghijau pada perdagangan Senin, 17 November 2025.--Bianca Khairunnisa

JAKARTA, DISWAY.IDUnjuk rasa atau demo yang terus menerus terjadi di Indonesia dikhawatirkan memengaruhi situasi perekonomian

IHSG dan nilai tukar Rupiah juga terancam. 

Bank Indonesia (BI) menegaskan kesiapannya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan demonstrasi besar yang terjadi di Jakarta beberapa hari terakhir.

BI memastikan likuiditas rupiah tetap memadai sehingga pergerakan kurs selaras dengan fundamental ekonomi nasional.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Erwin Gunawan Hutapea, mengatakan BI aktif melakukan intervensi melalui berbagai instrumen, baik di pasar domestik maupun off-shore. 

BACA JUGA:Terungkap! Pajak Gaji DPR dan Pejabat Negara Ditanggung Negara, Ekonom: Ini Tidak Adil

Instrumen tersebut diketahui mencakup non-deliverable forward (NDF), domestic non-deliverable forward (DNDF), transaksi spot, hingga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

“Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik,” tegas Erwin di Jakarta, dikutip pada Selasa 2 September 2025.

Pada pembukaan perdagangan Senin, rupiah tercatat di Rp16.472 per dolar AS, menguat tipis 28 poin atau 0,17 persen dibandingkan penutupan Jumat lalu di level Rp16.500.

Namun sebelumnya, pada Jumat 29 Agustus 2025, rupiah justru sempat melemah ke Rp 16.354 per dolar AS.

Menurut ekonom Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, pelemahan kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir tak lepas dari faktor global, namun demonstrasi yang berlangsung di Jakarta juga memberi tekanan tambahan.

BACA JUGA:Dua Hari Aksi Demo, IHSG Terpuruk! Ekonom Warning Indonesia Hadapi Krisis Baru

Pemerintah Klaim Fundamental Ekonomi Solid

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan fundamental ekonomi nasional masih kuat. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (y-o-y) pada kuartal II-2025, sementara PMI Manufaktur kembali ekspansif di level 51,5 persen.

“Secara fundamental, Indonesia mempunyai ketahanan yang solid. Arah pertumbuhan ekonomi masih berada di jalur positif,” ujar Airlangga di Bursa Efek Indonesia, Senin.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads