Rusia dan China Sepakati Pembangunan Pipa Gas Raksasa 'Power of Siberia 2'
Rusia dan China resmi memberikan restu terhadap pembangunan proyek ambisius pipa gas Power of Siberia 2, meski hingga kini kedua negara belum menyepakati harga jual gas.--Pipeline Journal
JAKARTA, DISWAY.ID - Rusia dan China resmi memberikan restu terhadap pembangunan proyek ambisius pipa gas Power of Siberia 2, meski hingga kini kedua negara belum menyepakati harga jual gas.
Proyek ini menjadi salah satu simbol penting dari semakin eratnya kemitraan energi antara Moskow dan Beijing, sekaligus penegasan bahwa China tak gentar menghadapi tekanan dari Barat.
Pipa Power of Siberia 2 dirancang untuk menyalurkan hingga 50 miliar meter kubik (bcm) gas per tahun dari ladang gas Arktik di Yamal, Rusia, melalui Mongolia menuju China dilansir dari Reuters.
BACA JUGA:LPPOM MUI Soal Nampan MBG Diduga Mengandung Babi: Ini Isu yang Krusial
Volume itu cukup untuk memperkuat posisi China sebagai konsumen energi terbesar dunia sekaligus memberi alternatif pasokan di tengah ketergantungannya pada gas alam cair (LNG) Amerika Serikat.
CEO Gazprom, Alexei Miller, mengumumkan bahwa proyek ini telah mencapai kesepakatan berupa “memorandum yang mengikat secara hukum” usai pertemuan trilateral antara Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, dan Perdana Menteri India Narendra Modi di Beijing.
Selain itu, pasokan gas melalui pipa Power of Siberia 1 juga akan ditingkatkan dari 38 bcm menjadi 44 bcm per tahun.
Meski demikian, Miller menegaskan bahwa mekanisme harga untuk Power of Siberia 2 masih akan dibicarakan lebih lanjut.
BACA JUGA:China dan Rusia Dukung Iran Tolak Kembali Sanksi PBB, Eropa 'Snapback' Dikritik Keras
Harga ini akan menentukan bagaimana biaya pembangunan, operasional, dan pembagian keuntungan dibagi antara pihak-pihak terkait.
Menurut analis energi Michal Meidan dari Oxford Institute for Energy Studies, pengumuman proyek ini merupakan “titik balik besar dalam geopolitik energi.”
Ia menilai China kini terang-terangan menunjukkan sikap menentang sanksi Barat, sembari menegosiasikan harga serendah mungkin agar mendapatkan keuntungan maksimal.
Rusia sendiri semakin gencar mengalihkan pasar energinya ke Asia setelah kehilangan sebagian besar pasar gas di Eropa akibat perang Ukraina dan sanksi Barat.
Sejak 2019, Gazprom telah memasok gas ke China melalui pipa Power of Siberia sepanjang 3.000 km dengan nilai kontrak 30 tahun senilai 400 miliar dolar AS.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
