21 Ribu Perusahaan di Indonesia Alami Kebocoran Data Akibat AI, Komdigi Bangun Kerangka Manajemen AI
21 Ribu Perusahaan di Indonesia Alami Kebocoran Data Akibat AI, Komdigi Bangun Kerangka Manajemen AI-Disway/Hasyim Ashari-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Sebuah laporan keamanan siber terbaru mengungkap data yang mengkhawatirkan: sebanyak 21.000 perusahaan di Indonesia telah mengalami insiden kebocoran data akibat penyalahgunaan kredensial yang diekspos melalui perangkat lunak (software) yang dibajak dan terinfeksi malware.
Parahnya, banyak dari data yang bocor ini terkait dengan penggunaan platform kecerdasan buatan (AI) populer seperti ChatGPT.
Menanggapi eskalasi ancaman siber yang semakin canggih ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bergerak cepat dengan mengumumkan rencana pembangunan Kerangka Kerja Manajemen Risiko AI Nasional.
Langkah ini diambil untuk memitigasi dampak negatif dan memastikan pemanfaatan AI yang aman dan bertanggung jawab di tanah air.
"Menurut Siso Reddit Report, 86% pemimpin bisnis melaporkan kejadian keamanan sejak AI dalam 12 bulan terakhir. Dan data menunjukkan tahun 2022, lebih dari 21.000 perusahaan di Indonesia mengalami kebocoran data dan 89.110 catatan data yang bocor dilaporkan yang telah dilaporkan," ujar Edwin Hidayat Abdullah selaku Dirjen Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) saat konferensi pers, Selasa 16 September 2025.
BACA JUGA:AION V Raih Bintang 5 di Euro NCAP: Standar Keselamatan Kendaraan Kelas Dunia Hadir di Indonesia
BACA JUGA:Kisah Petani Sukses, dari Terong dan Timun Jadi Master Panen
"Angka yang sangat besar dan ini merupakan ancaman nyata terhadap privasi, kepercayaan publik, dan stabilitas ekonomi nasional. Kita tidak bisa mengizinkan AI tumbuh tanpa pelindung karena teknologi yang cerdas tidak akan aman, bisa menjadi senjata ganda," tambahnya.
Komdigi Siapkan Kerangka Mitigasi Risiko
Pemerintah memandang serius ancaman ini. Kebocoran data tidak hanya merugikan perusahaan secara finansial tetapi juga mengancam keamanan data pribadi dan stabilitas ekonomi digital nasional.
Edwin Hidayat Abdullah, menyatakan bahwa pemerintah sedang dalam tahap finalisasi penyusunan Kerangka Kerja Manajemen Risiko AI.
Kerangka ini dirancang sebagai panduan bagi para penyelenggara sistem elektronik (PSE) dan pengembang AI untuk menerapkan tata kelola AI yang etis dan aman.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
