21 Ribu Perusahaan di Indonesia Alami Kebocoran Data Akibat AI, Komdigi Bangun Kerangka Manajemen AI
21 Ribu Perusahaan di Indonesia Alami Kebocoran Data Akibat AI, Komdigi Bangun Kerangka Manajemen AI-Disway/Hasyim Ashari-
"Oleh karena itu, kami sedang membangun kerangka manajemen AI secara komprehensif, kami mendorong penerapan standar internasional seperti ISO/IEC 44201 2023 dan Nist AI RMF.
BACA JUGA:Anak Saling Ejek, Lansia Siram Air Keras ke Pasutri di Tangerang, Korban Alami Luka Bakar Serius
BACA JUGA:Daftar Tanggal Penting Jadwal SNBP 2026, Ada Aturan Baru di SNPMB 2026
Selain itu, pendekatan berbasis risiko ditanamkan secara ringkas pada panduan etik kecerdasan buatan yang membagi risiko kecerdasan buatan menjadi tiga kategori, yaitu risiko tidak diterima, risiko tinggi, dan juga risiko minimal atau rendah," tutur Edwin.
"Ini adalah langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa AI yang dikembangkan di Indonesia tidak hanya inovatif, tetapi juga bertanggung jawab, aman, dan dapat dipercaya.
Bapak dan Ibu hadir sekalian, pemerintah telah menyusun roadmap strategi yang jelas, dengan langkah-langkah yang akan dilaksanakan mulai tahun 2025 hingga 2029, sebagai landasan utama dalam membangun ekosistem AI yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan," tambahnya.
Beberapa poin utama yang diharapkan akan masuk dalam kerangka kerja tersebut antara lain:
* Klasifikasi Risiko: Mengkategorikan sistem AI berdasarkan tingkat risikonya (rendah, sedang, tinggi) untuk menentukan tingkat pengawasan yang diperlukan.
BACA JUGA:PSSI Evaluasi Menyeluruh Pasca Kongres, Erick Thohir Umumkan Struktur Baru
BACA JUGA:KPK Sebut Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang Bertahap, Begini Penjelasannya!
* Keamanan Data: Menetapkan standar keamanan minimum untuk melindungi data yang digunakan dan diproses oleh sistem AI.
* Transparansi & Akuntabilitas: Mewajibkan pengembang untuk transparan mengenai cara kerja algoritma mereka dan menetapkan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kesalahan.
* Uji Kepatuhan: Membentuk mekanisme untuk menguji dan memvalidasi keamanan serta keandalan sistem AI sebelum diluncurkan ke publik.
Langkah proaktif Komdigi ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi ekosistem AI yang lebih aman di Indonesia, mendorong perusahaan untuk lebih waspada terhadap keamanan siber, dan pada saat yang sama, tetap memanfaatkan potensi luar biasa dari teknologi kecerdasan buatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
