bannerdiswayaward

Ahli Spesialis Penyakit Dalam UI Kritik Ajakan Menkes agar Sarapan Cukup 2 Telur Sehari: Tidak Cukup!

Ahli Spesialis Penyakit Dalam UI Kritik Ajakan Menkes agar Sarapan Cukup 2 Telur Sehari: Tidak Cukup!

Viral di media sosial pernyataan Menteri Kesehatan yang menganjurkan masyarakat cukup sarapan dengan dua butir telur setiap pagi.--Serious Eats

JAKARTA, DISWAY.ID – Viral di media sosial pernyataan Menteri Kesehatan yang menganjurkan masyarakat cukup sarapan dengan dua butir telur setiap pagi.

Dalam video yang beredar, Menkes bahkan menyarankan untuk meninggalkan menu sarapan populer seperti sereal, nasi uduk, dan lontong sayur.

Namun, ahli Spesialis Penyakit Dalam Universitas Indonesia (UI) yang juga Dekan FKUI, Prof Ari Fahrial Syam, menilai anjuran tersebut tidak tepat jika disampaikan oleh seorang Menkes.

“Saya memaklumi kalau beliau bicara sebagai orang awam, tapi sungguh tidak tepat ketika anjuran tersebut keluar dari Menkes. Sereal, nasi uduk, atau lontong sayur dengan telur masih merupakan makanan sarapan yang ideal, asal memperhatikan porsi sesuai kebutuhan dan aktivitas,” ujar Prof Ari dalam keterangannya kepada Disway. 

BACA JUGA:Kasus Cacingan Anak Terus Berulang, Kemenkes Turun Tangan Lakukan Investigasi

Ia menegaskan bahwa konsep diet yang benar saat ini adalah diet seimbang, dengan asupan kalori sesuai jumlah energi yang dikeluarkan.

Menurutnya, bagi seseorang yang mengontrol berat badan, dua butir telur saja tidak cukup karena tubuh tetap membutuhkan tambahan protein, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral.

“Kalau hanya dua telur, jelas tidak cukup. Kita tetap butuh tambahan gizi lain, termasuk serat dari buah dan sayuran. Apalagi untuk pekerja atau pelajar yang aktivitasnya padat,” jelasnya.

BACA JUGA:Cegah Aksi Korupsi, Kemenkes Libatkan KPK dalam Proyek Industri Kesehatan dan Farmasi

Prof Ari juga mengingatkan bahwa konsumsi telur tidak selalu cocok untuk semua orang.

“Bagi yang memiliki kadar kolesterol tinggi, kuning telur justru tidak dianjurkan. Sementara anak sekolah dan remaja dengan kegiatan segudang membutuhkan kalori tambahan dari sumber karbohidrat seperti nasi, roti, atau kentang,” tambahnya.

BACA JUGA:Wamenkes Soroti Kasus Bocah Cacingan Akut di Bengkulu: Sanitasi dan Gizi Buruk Jadi Alarm Keras!

Selain itu, perkembangan ilmu di bidang mikrobiota juga menekankan pentingnya asupan probiotik setiap hari, misalnya dalam bentuk yoghurt, yang jelas tidak bisa tergantikan hanya dengan telur.

“Daripada tidak sarapan, dua telur memang lebih baik. Tapi kalau bicara ideal, jelas tidak cukup secara gizi seimbang,” pungkas Prof Ari.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads