bannerdiswayaward

Tekan Stunting, LKC Dompet Dhuafa Bersama Matahari Department Store Hadirkan RT MAPAN GIZI

Tekan Stunting, LKC Dompet Dhuafa Bersama Matahari Department Store Hadirkan RT MAPAN GIZI

Program Kawasan Sehat di Kabupaten Banyumas mengembangkan inisiatif RT MAPAN GIZI (Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Gizi) sebagai upaya berbasis masyarakat yang memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan.--Dompet Dhuafa

Lebih lanjut, Titi Ngudiati, Kepala LKC Dompet Dhuafa Wilayah Jawa Tengah mengatakan, “bahwa inisiatif ini bukan sekadar menyediakan pangan, inisiatif ini juga menumbuhkan kemandirian dan keberlanjutan dalam pemenuhan PMT. Masyarakat membuktikan bahwa melalui pengelolaan sumber daya lokal, mereka mampu memberikan solusi nyata terhadap isu stunting. RT MAPAN GIZI menjadi bukti nyata partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting dengan mengoptimalkan pemenuhan GIZI melalui pendekatan kearifan lokal”. 

BACA JUGA:Ahli Gizi Ingatkan MBG Bukan Cuma soal Pengentasan Stunting, Obesitas di Sekolah Juga Perlu Diwaspadai

Keberhasilan RT MAPAN GIZI di bawah Program Kawasan Sehat Desa Suro dengan kemitraan Matahari Depertment Store menjadi inspirasi bahwa pencegahan stunting dapat dilakukan secara mandiri, berbasis komunitas, dan memanfaatkan potensi lokal.

Dengan kemandirian pangan, desa tidak lagi sepenuhnya bergantung pada intervensi eksternal, melainkan mampu menghidupi program PMT secara berkelanjutan.

Inisiatif ini diharapkan terus berkembang, baik dari sisi kapasitas produksi maupun replikasi model di wilayah lain.

Dengan memperkuat pemenuhan protein hewani berbasis sumber daya lokal, masyarakat sedang menanam investasi besar bagi generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan bebas stunting.

“Selain intervensi melalui aktivitas RT MAPAN GIZI, Program Kawasan Sehat Desa Suro juga mengembangkan inovasi pengelolaan limbah ternak sapi menjadi biogas serta pupuk organik cair dan padat. Melalui kegiatan ini, masyarakat tidak hanya belajar mengelola limbah, tetapi juga memproduksi pupuk untuk kebutuhan pertanian lokal maupun skala rumah tangga,” tambah Titi.

Saat ini, dapur warga di RW 1 sudah memanfaatkan bahan bakar biogas dalam berbagai aktivitas, termasuk saat pertemuan warga untuk menyeduh kopi dan kebutuhan konsumsi lainnya.

Ke depan, program ini akan diperluas sehingga biogas dapat disalurkan kepada rumah tangga miskin yang anggota keluarganya memiliki status permasalahan gizi.

Dengan demikian, selain mengurangi biaya pengeluaran energi rumah tangga, upaya ini juga mendukung pemenuhan gizi keluarga rentan secara lebih berkelanjutan.

 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads