Kapolda Jatim Pastikan Identifikasi Korban Runtuhnya Musala Al Khoziny Berjalan Intensif
Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto bersama Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim meninjau langsung proses identifikasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Jumat (3/10/2025).-ist-
SIDOARJO, DISWAY.ID – Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto bersama jajaran Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim meninjau langsung proses identifikasi korban runtuhnya Musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).
Proses identifikasi dilakukan secara intensif di posko Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Surabaya.
Menurut Kapolda, pendataan korban dibagi ke dalam tiga kluster, yakni santri, pengurus pesantren, dan pekerja bangunan.
BACA JUGA:Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Tembus 167 Orang, 49 Masih Dicari
“Data santri dan pengurus sudah mulai terkumpul, namun untuk pekerja bangunan kita masih menelusuri siapa yang bertanggung jawab, termasuk mencari pimpinan proyeknya,” kata Kapolda Nanang.
Kapolda menegaskan sejak hari pertama pascakejadian, fokus utama aparat gabungan adalah menyelamatkan korban.
Dalam masa golden time tiga hari, tim SAR berhasil mengevakuasi satu korban hidup, sementara enam lainnya ditemukan meninggal dunia.
Namun setelah masa kritis terlewati, sesuai SOP Basarnas, fokus operasi bergeser pada pembersihan material guna memudahkan alat berat masuk ke lokasi reruntuhan.
“Kemarin terdata masih ada 58 orang yang belum diketahui keberadaannya. Hari ini ada tambahan lima jenazah yang ditemukan dan sedang dalam proses identifikasi di RS Bhayangkara,” ujarnya.
Struktur Bangunan Jadi Kendala
Proses evakuasi korban disebut menghadapi kendala besar. Struktur bangunan empat lantai yang runtuh menimpa banyak penghuni sekaligus, membuat pembersihan material berjalan hati-hati.
BACA JUGA:Kebakaran Hunian Pekerja IKN Jadi Alarm Bahaya, Arsitek Minta Audit Keselamatan Menyeluruh
Untuk mempercepat penanganan, Polda Jatim menggandeng ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) serta Kementerian PUPR.
Irjen Nanang menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh atas tragedi ini. “Ini menjadi pelajaran berharga bahwa pembangunan apa pun harus sesuai spesifikasi teknis dan memiliki izin lengkap. Jangan sampai peristiwa seperti ini terulang kembali,” tegasnya.
Sementara itu, tim DVI Polda Jatim menyiapkan sejumlah metode identifikasi, mulai dari sidik jari, retina, tes DNA, hingga kecocokan properti dan pakaian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
