Mlebu Warteg Metu Wareg
Banyak nama warteg dengan ciri khas dan cita rasa masing-masing. Sebagai contoh kami mengulik kisah sukses dan keuntungan warteg secara global. Warteg Kharisma Bahari dan Jaya Bahari sebagai contoh dan panutan.-Dok. Disway-
Dengan modal sekitar Rp130–Rp150 juta di luar biaya sewa tempat, investor sudah bisa mendirikan cabang Kharisma Bahari.
Bagi yang ingin pengelolaan langsung ditangani tim Kharisma Bahari Group, Sayudi menyiapkan skema bagi hasil: laba bersih dibagi rata. Yaitu 50 persen untuk pengelola dan 50 persen untuk investor.
Konsep waralaba yang ditawarkan bervariasi. Menyesuaikan modal dan ukuran warung.
Ada Warteg Kharisma Bahari untuk investasi menengah, Warteg Mamoka Bahari untuk modal minimal dengan ukuran medium.
Kemudian ada Warteg Subsidi Bahari untuk paket hemat. Hingga Warteg Selaras Bahari yang ditujukan bagi pemula bisnis kuliner.
Dengan model kemitraan itu, jaringan Kharisma Bahari kini berkembang pesat. Tersebar di banyak kota.
Saat ini, Sayudi bersama grupnya tercatat telah membawahi lebih dari 1.500 outlet warteg.
Menariknya, satu cabang warteg dikabarkan bisa meraup omzet hingga Rp35–45 juta setiap bulan. Itu baru satu warteg. Kalau 1.500 cabang warteg? Wow… Rp 67.500.000.000 per bulan.
"Ada 1500 outlet-lah kurang lebihnya. Aku sudah males ngitung sebetulnya. Ya kurang lebih estimasinya sih. Paling jauh itu ada di Jambi. Kemudian di Bali dan di NTT dekat Labuan Bajo," papar Sayudi.
Sistem perekrutan karyawan atau pengelola Warteg Kharisma Bahari juga nggak sembarangan. Kata Sayudi ada training atau pelatihan dulu.
Meskipun pengelola sudah paham dunia warteg, sistem pelatihan wajib tetap dijalankan. Tujuannya untuk menjaga rasa (quality kontrol) pada masakan dan tata kelola pewartegan: dari belanja hingga soal pembukuan keuangan.
"Jadi sebelum pengelola berdagang, mereka training terlebih dahulu. Mulai dari cara masak, ngatur keuangan, sampai urusan perbelanjaan kebutuhan dapur," tukasnya.
Soal karyawan, para pengelola dianjurkan telah berkeluarga. Bujangan tak bisa ikut join mengelola.
Mengapa harus suami istri? Tujuannya sederhana. Agar pasutri bisa mengajak sanak saudara mau pun tetangga untuk bareng-bareng mengelola warteg.
“Sekaligus bisa membuka lapangan kerja. Bisa ajak saudara atau tetangga. Diajari punya tanggung jawab. Tidak asal menerima gaji. Tetapi merasa memiliki. Sama-sama belajar untuk berkembang," terangnya.
Mengapa Bisnis Warteg Sangat Menjanjikan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
