bannerdiswayaward

Mlebu Warteg Metu Wareg

Mlebu Warteg Metu Wareg

Banyak nama warteg dengan ciri khas dan cita rasa masing-masing. Sebagai contoh kami mengulik kisah sukses dan keuntungan warteg secara global. Warteg Kharisma Bahari dan Jaya Bahari sebagai contoh dan panutan.-Dok. Disway-

"Kita gak asal dirikan tempat. Kita lihat pasar. Kalau tempatnya bagus, tapi target pasarnya nggak ada, ya nggak dipaksakan. Di situ keunggulannya," imbuh bapak tiga anak ini.

"Terus dari segi masakan. Kita selalu tranining pengelola. Gimana cara masak tempe orek yang sesuai SOP kami. Agar soal rasa tak perlu diragukan. Juga gak asal memilih pengelola," sambungnya.

Hingga saat ini, ratusan gerai Warteg Jaya Bahari sudah malang melintang di Jakarta, Tangerang hingga Bekasi. 

"Masih wilayah Jabodetabek. Soalnya kami gak asal memilih tempat. Target pasarnya jelas. Jadi investor sebisa mungkin dengan kami," tegas Sodikin.

Warteg Kian Modern, Rasa Kuliner Urban

Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni, mengungkapkan keberhasilan kedua jaringan warteg tersebut (Kharisma Kharisma Bahari dan Jaya Bahari) bukan semata karena rasa. Tetapi karena strategi dan filosofi yang kuat.

"Warteg Kharisma Bahari dan Jaya Bahari bertahan di tengah persaingan kuliner kota besar berkat strategi cerdas dan filosofi kuat. Dengan model franchise, Kharisma (1500 outlet) menawarkan bagi hasil 50:50 tanpa royalty. Sementara Jaya Bahari selektif memilih mitra untuk konsistensi," ujar Mukroni saat dihubungi Disway pada Kamis 2 Oktober 2025.

Nggak cuma jadi tempat makan, warteg kini tampil modern. Namun, tetap mengusung nilai-nilai kebersamaan dan kerakyatan. 

Dengan harga yang terjangkau: Rp 10.000 – Rp 20.000 per porsi, menu-menu khas seperti nasi rames dan telur asin tetap menjadi andalan. 

Ditambah lagi dengan adopsi teknologi pembayaran. Seperti QRIS dan layanan delivery, warteg makin relevan dengan kebutuhan masyarakat urban.

"Filosofi merakyat rasa rumahan, harga hemat, dan keramahan tulus mempertahankan loyalitas pelanggan," urainya.

Ia mengatakan tak hanya dari sisi kuliner. Kehadiran warteg juga punya dampak sosial dan ekonomi yang besar di kota-kota besar.

"Secara sosial, warteg adalah ruang inklusif. Menyatukan pekerja, mahasiswa, hingga pendatang dengan masakan rumahan khas Tegal. Melestarikan budaya kuliner," terangnya.

"Secara ekonomi, warteg menyediakan makanan berkualitas. Harga terjangkau bagi pekerja urban. Franchise seperti Kharisma menciptakan ribuan lapangan kerja (rata-rata 4 pekerja x 1 warteg) dan peluang wirausaha dengan modal rendah," lanjutnya.

Dengan keberhasilan dua nama besar ini, warteg tak hanya menjadi solusi pangan murah. Tetapi penopang ekonomi rakyat dan pelestari budaya kuliner Indonesia.

"Warteg menawarkan fleksibilitas dan kecepatan. Menjadikannya oase kuliner bagi pekerja kota yang rindu masakan rumah," pungkasnya.

Cepat, Kenyang, Terjangkau

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads