Modernisasi TNI
Ilustrasi. Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8, Prabowo Subianto, hadir memberikan salam hormat kepada seluruh pasukan TNI pada perayaan HUT ke-80 TNI pada 5 Oktober 2025 di Monas, Jakarta.-Anisha/Disway.id-
Kenaikan drastis ini menandakan fokus kuat pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengakselerasi modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Lonjakan anggaran yang mencapai 47,62% dari pagu sebelumnya sebesar Rp166,1 triliun ini diarahkan untuk sejumlah prioritas strategis. Berdasarkan dokumen pemerintah, dana tersebut akan difokuskan pada pengadaan dan pemeliharaan alutsista, pembangunan rumah dinas untuk prajurit, serta pengadaan sarana dan prasarana pertahanan lainnya.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap dinamika geopolitik global dan regional yang semakin kompleks, serta untuk memastikan kesiapan tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI) berada pada level optimal.
Komitmen Modernisasi dan Kesejahteraan Prajurit
Meskipun angka final mengalami penyesuaian yang signifikan, komitmen untuk memperkuat sektor pertahanan telah disuarakan oleh jajaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) sejak awal pembahasan anggaran.
Dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI pada September 2024 lalu, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M. Herindra telah menegaskan komitmen tersebut.
Saat itu, dengan pagu anggaran yang masih berada di angka Rp165,16 triliun, Wamenhan M. Herindra menyatakan, “Kami berkomitmen untuk menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya demi kepentingan bangsa dan negara.”
Menurutnya Kemhan dan TNI akan melaksanakan pemantauan dan pengawasan ketat terhadap penggunaan anggaran sesuai ketentuan yang berlaku.
Pernyataan Wamenhan Herindra tersebut menggarisbawahi prinsip akuntabilitas dan transparansi yang dipegang teguh oleh pemerintah dalam pengelolaan dana pertahanan.
Meskipun nominalnya kemudian melonjak, tujuan utamanya tetap sama: membangun kekuatan pertahanan. Disegani.
Selain itu kesejahteraan prajurit ditingkatkan sebagai garda terdepan kedaulatan negara.
Mendorong Efek Gentar dan Industri Lokal
Kenaikan anggaran ini juga dipandang sebagai langkah strategis untuk membangun efek gentar (deterrent effect) di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan alokasi dana yang memadai, diharapkan industri pertahanan lokal dapat lebih berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan alutsista nasional.
Sejumlah proyek modernisasi alutsista dijadwalkan akan rampung dan tiba di Indonesia mulai akhir tahun 2025 hingga 2026.
Pemerintah juga terus mendorong kolaborasi strategis dengan negara lain. Tak hanya dalam bentuk pengadaan.
Tetapi, juga melalui transfer teknologi untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian industri pertahanan nasional.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: