She-Connects Bali: Komdigi Dorong Perempuan Jadi Penggerak Ekosistem Digital
Menteri Komdigi, Meutya Hafid (menggenggam bunga), saat tiba di lokasi acara She-Connects di Bali, Jumat 10 Oktober 2025.-Rivansky -
BADUNG, DISWAYBALI.ID — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan bahwa perempuan harus menjadi penggerak utama ekosistem digital, bukan sekadar pengguna pasif di dunia maya.
Melalui inisiatif She-Connects: Perempuan, Digital, dan Aksi Nyata, Komdigi mengajak perempuan Indonesia untuk terlibat aktif dalam kolaborasi lintas komunitas dan pengembangan kapasitas digital.
“Perempuan amat berdampak dalam menyebarkan informasi. Tidak hanya dilibatkan dalam diskusi, tetapi juga diajak masuk dalam ekosistem digital,” ujar Menteri Komdigi Meutya Hafid, saat membuka acara She-Connects di Bali, Jumat (10/10/2025).
BACA JUGA:Dari Tunggul Mati Jadi Ekspor, Kisah Menggeris di Tenggarong
Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024, 49,1 persen dari 221,56 juta pengguna internet di Indonesia adalah perempuan.
Angka ini menunjukkan potensi besar perempuan sebagai agen perubahan digital, sekaligus tantangan agar tidak hanya menjadi konsumen konten, tetapi juga pencipta dan inovator digital.
Meutya menegaskan pentingnya peran aktif perempuan di dunia digital, mengingat banyak di antara mereka yang juga menghadapi risiko di ruang maya.
“Penting bagi perempuan untuk berkiprah di ranah digital karena mereka juga kerap menjadi korban di dunia maya,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemerintah memperkuat pelindungan bagi kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak, melalui PP Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Sistem Elektronik dan UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi.
BACA JUGA:Pemerintah Legalkan Sumur Minyak Rakyat, Bahlil: Negara Harus Berpihak pada Masyarakat
Acara She-Connects menghadirkan tiga narasumber perempuan inspiratif: Diah Desvi Arina (praktisi komunikasi digital), Faye Wongso (CEO & Co-Founder Kumpul.id), dan Nyoman Ayu Sukma Pramestisari (akademisi dan sosiolog).
Diah Desvi menegaskan, keberanian adalah kunci pemberdayaan digital perempuan.
“Kita harus berada di circle yang tepat dan jangan takut mengeksekusi ide. Ide kecil bisa menjadi gerakan besar,” katanya.
Sementara Faye Wongso menyoroti besarnya potensi ekonomi perempuan di sektor digital, terutama pelaku UMKM.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: