Pemerintah Siapkan Koperasi Sekunder untuk Pasar Global Pasca Kopdes Merah Putih Meluncur

Pemerintah Siapkan Koperasi Sekunder untuk Pasar Global Pasca Kopdes Merah Putih Meluncur

Menteri Koperasi Ferry Julianto bersama Menkum Supratman Andi Agtas.-Ayu Novita-

JAKARTA, DISWAY.ID — Pemerintah berencana membentuk koperasi sekunder sebagai langkah lanjutan setelah pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes), sebuah inisiatif strategis untuk memperkuat ekonomi desa.

Menteri Koperasi Ferry Julianto mengungkapkan bahwa koperasi sekunder ini akan berfungsi sebagai hub atau aggregator untuk memasarkan produk desa ke pasar domestik dan internasional.

“Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri dari sejumlah koperasi primer. Setelah Koperasi Desa Merah Putih, kami didorong Presiden untuk memikirkan hub atau aggregator di atasnya,” ujar Ferry di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

BACA JUGA:Menkop dan Menkum Perkuat Ekosistem Koperasi Merah Putih Lewat Pendaftaran Merek Kolektif

Ia menjelaskan, koperasi sekunder akan meningkatkan nilai tambah dan memperluas jangkauan pemasaran produk masyarakat desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.

Meski begitu, Ferry belum membeberkan jadwal pasti pembentukan koperasi sekunder. Saat ini, pemerintah fokus pada realisasi koperasi primer, termasuk pembangunan gudang dan gerai fisik agar Kopdes dapat beroperasi penuh.

“Sekarang kita konsentrasi dulu ke koperasi primernya, dibangunkan gudang dan fisik gerainya, baru nanti hub dan aggregator-nya,” tegasnya.

Tiga Jenis Koperasi Desa Merah Putih  

Koperasi Desa Merah Putih dibentuk melalui tiga pendekatan, yaitu pembentukan koperasi baru, transformasi koperasi existing menjadi Kopdes, dan  revitalisasi koperasi yang sudah ada.

BACA JUGA:KPK Dalami Eks Ketua Koperasi Amphuri di Kasus Haji, Joko Asmoro Ngaku Gak Kenal Eks Menag Yaqut

Proses ini dilakukan melalui musyawarah desa yang dipimpin kepala desa, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing wilayah.

Kopdes akan beroperasi di lahan milik pemerintah atau negara, dengan fokus memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, seperti penjualan pupuk, pestisida, sembako, hingga LPG bersubsidi.

Selain itu, Kopdes juga menyediakan logistik (termasuk penyewaan truk), layanan simpan pinjam, serta mendirikan klinik kesehatan dan apotek bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, yang telah memiliki 54.000 klinik di seluruh Indonesia.  

Ferry menegaskan bahwa koperasi sekunder akan menjadi kunci untuk membawa produk desa ke pasar yang lebih luas, termasuk ekspor.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads