Gebrakan Menkeu Purbaya Kerap jadi Sorotan Publik, Pengamat Ungkap Baik Buruknya

Gebrakan Menkeu Purbaya Kerap jadi Sorotan Publik, Pengamat Ungkap Baik Buruknya

Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, tindakan Menkeu Purbaya ini sendiri sebenarnya juga memberikan sinyal positif bahwa pemerintah ingin keluar dari “zona nyaman”.-Disway/Bianca Chairunisa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Walaupun baru lewat satu bulan setelah resmi dilantik menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2024-2029 menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Purbaya Yudhi Sadewa sudah banyak menarik perhatian publik lewat sejumlah gebrakannya dalam dunia perekonomian.

Salah satu keputusan Menkeu Purbaya yang paling menghebohkan adalah penolakannya terhadap usulan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Pandjaitan, dalam rencana pembentukan family office di Indonesia. 

BACA JUGA:Istana: Produksi Mobil Maung Dikebut, Pemerintah Gelar Rapat Bahas Status PSN Malam Ini

BACA JUGA:110 WNI Jadi Korban Penipuan Online di Kamboja, Menlu Sugiono: Sebagian Menolak Pulang

Terutama, apabila pembangunan tersebut nantinya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Berbagai gebrakan ini pun juga turut menjadi perhatian para Ekonom serta Pengamat Ekonomi. 

Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, tindakan Menkeu Purbaya ini sendiri sebenarnya juga memberikan sinyal positif bahwa pemerintah ingin keluar dari “zona nyaman”.

“Publik dan investor melihat bahwa pemerintah tidak hanya bicara stabilitas tetapi juga akselerasi,” ucap Achmad ketika dihubungi oleh Disway, pada Rabu 22 Oktober 2025.

BACA JUGA:Istana: Produksi Mobil Maung Dikebut, Pemerintah Gelar Rapat Bahas Status PSN Malam Ini

BACA JUGA:110 WNI Jadi Korban Penipuan Online di Kamboja, Menlu Sugiono: Sebagian Menolak Pulang

Sebagai contoh. Achmad menyoroti strategi Purbaya dalam merubah sistem Pengaturan Likuiditas. 

Dalam hal ini, dana pemerintah yang “ngendap” di BI dipindahkan ke bank komersial untuk meningkatkan kredit.

“Ini adalah pendekatan baru dalam menghubungkan surplus likuiditas dengan kebutuhan sektor riil. Inilah bagian yang sering luput, dan sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial di tengah tuntutan publik yang meningkat,” tutur Achmad.

Kendati begitu, Achmad juga turut menambahkan bahwa meskipun gagasan yang diberikan Menkeu Purbaya dinilai brillian, ada juga beberapa hal yang patut diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads