Ledakan SMA 72 Jakarta: Diduga Bom Balas Dendam Korban Bullying, Psikolog Sebut Kegagalan Deteksi Dini
Dugaan kuat bahwa aksi nekat ini dilakukan oleh siswa korban perundungan (bullying) memicu reaksi keras dari para ahli, termasuk psikolog anak.-Istimewa-
"Kita harus pahami, korban bullying itu menyimpan 'luka'. Ketika luka itu tidak diobati, tidak didengar, dan terus-menerus diabaikan oleh lingkungan baik teman, guru, maupun sekolah luka itu bisa menjadi 'bom waktu'," jelasnya.
BACA JUGA:Wamendikdasmen Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Bakal Rehabilitasi Sekolah
BACA JUGA:Kapolri Ungkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Adalah Pelajar, Motif Masih Diselidiki
Sani Budiantini menekankan bahwa tindakan nekat pelaku tidak bisa dibenarkan, namun harus dilihat dari kacamata psikologis yang lebih utuh.
"Ada kemungkinan pelaku juga berada dalam kondisi depresi berat atau mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) akibat perundungan yang dialaminya," tuturnya.
Sekolah Gagal Jadi Ruang Aman
Sani Budiantini juga menyoroti peran sekolah yang krusial. Menurutnya, insiden ini membuktikan bahwa banyak sekolah belum memiliki mekanisme pencegahan dan penanganan perundungan yang efektif.
"Sekolah seringkali hanya fokus pada prestasi akademik dan abai pada kesehatan mental siswanya. Di mana peran guru BK? Apakah mekanisme pelaporan perundungan di sekolah tersebut berjalan? Apakah korban merasa aman untuk melapor?" katanya.
BACA JUGA:Karya Digital Telkom Bikin Bangga! Inovasi Cegah Stunting Raih Penghargaan IDX Channel Award 2025
Ia menegaskan, ketika korban merasa tidak ada yang bisa menolongnya, ia akan mencari cara sendiri untuk menghentikan penderitaannya.
Dalam kasus ini, diduga cara tersebut adalah melalui agresi balas dendam yang membahayakan banyak orang.
"Ini alarm yang sangat keras untuk semua sekolah. Jangan pernah anggap remeh laporan perundungan. Satu kasus yang diabaikan bisa berujung pada bencana seperti ini," tutupnya.
Pihak Kemendikdasmen menyatakan akan segera menurunkan tim untuk memberikan layanan pendampingan psikologis bagi seluruh siswa dan guru SMAN 72 Jakarta yang terdampak trauma akibat kejadian ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
