AJAIB! Facundo Garces Masih Dipertahankan Alaves Meski Terseret Skandal Naturalisasi Malaysia, 7 Pemain Siap Gugat FAM

AJAIB! Facundo Garces Masih Dipertahankan Alaves Meski Terseret Skandal Naturalisasi Malaysia, 7 Pemain Siap Gugat FAM

Skandal naturalisasi pemain Timnas Malaysia menyeret Facundo Garces-Tangkapan layar Instagram@facundogarces-

Selain faktor finansial, usia juga jadi pertimbangan besar. Misalnya, Rodrigo Holgado kini berusia 30 tahun. Bila harus menunggu lima tahun untuk memenuhi syarat naturalisasi yang sah, usianya akan menyentuh 35 tahun — terlalu tua untuk proyek jangka panjang timnas.

Menurut pengacara olahraga Nik Erman Nik Roseli, berakhirnya masa skorsing tidak berarti status kewarganegaraan para pemain otomatis sah.

“Sanksi FIFA hanya hukuman disipliner. Untuk bisa bermain lagi bagi Malaysia, mereka harus memulai proses dari awal dan tinggal minimal lima tahun berturut-turut di negara ini,” jelasnya.

Dengan aturan seketat itu, peluang mereka memperkuat Harimau Malaya dalam waktu dekat hampir mustahil. Klub-klub pun menilai investasi pada pemain dengan status tak pasti hanya akan “membuang waktu dan sumber daya."

BACA JUGA:Timnas Indonesia Senior Absen di FIFA Matchday, U-23 Malah Ngebut! Siap Jalani 2 Laga Internasional

Kasus ini memperparah krisis kepercayaan publik terhadap FAM, yang sejak awal 2025 terus dikritik karena lemahnya tata kelola administrasi.

Selain berdampak pada prestasi di lapangan, skandal ini juga menyentuh reputasi hukum Malaysia di mata FIFA dan AFC.

Beberapa pengamat bahkan menyebut, Malaysia kini menghadapi krisis ganda: krisis prestasi dan krisis integritas.

Tanpa reformasi mendalam di tubuh FAM, sulit bagi Harimau Malaya untuk memulihkan citra mereka di kancah internasional.

Dengan dukungan Alaves, Facundo Garces mungkin masih punya peluang menyelamatkan kariernya di Eropa. Namun, bagi sebagian besar pemain lainnya, jalan di Malaysia tampak tertutup rapat.

“Klaim kompensasi ini bukan hanya soal uang. Mereka ingin membersihkan nama dan kembali berkarier setelah masa skorsing selesai,” ujar sumber dekat para pemain.

Apapun hasilnya, skandal ini menjadi peringatan keras bagi seluruh federasi di Asia Tenggara: proses naturalisasi tak boleh menjadi jalan pintas menuju prestasi, melainkan harus dilandasi integritas dan transparansi penuh.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads