bannerdiswayaward

Mengawal MBG dari Hulu ke Hilir: Pengawasan Dapur Diperketat, Gizi Terjaga, Anak-anak Sehat!

Mengawal MBG dari Hulu ke Hilir: Pengawasan Dapur Diperketat, Gizi Terjaga, Anak-anak Sehat!

Potret salah satu SPPG yang menyiapkan MBG untuk didistribusikan ke sekolah penerima-Disway.id/Candra Pratama-

Maka, BGN pun turun tangan. Evaluasi besar-besaran dilakukan. Hasilnya, sebuah Peraturan Presiden lahir (Perpres). Di dalamnya, angka 2.500 muncul sebagai batas harian.

Itulah jumlah maksimal porsi yang boleh dimasak oleh satu SPPG setiap hari. Dengan rincian 2.000 porsi untuk anak sekolah, 500 porsi untuk kelompok 3B (ibu hamil, menyusui, dan balita).

Namun, ada sedikit kelonggaran. Bila dapurnya memiliki juru masak bersertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), kapasitas bisa naik sampai 3.000 porsi. Syaratnya, fasilitas memadai dan pengawasan ketat.

"Standar 2.500 porsi per hari dibuat agar setiap SPPG bisa menjaga kualitas dari proses pengolahan, penyajian, hingga distribusi makanan kepada penerima manfaat," jelas Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, di Jakarta, dikutip Senin, 10 November 2025.


Wakil Kepala Badan Gizi Nasional, Nanik Sudaryati Deyang.-Hasyim Ashari-Disway.id

"Tapi kalau SPPG sudah punya juru masak bersertifikat dan fasilitas memadai, kami beri ruang naik sampai 3.000 porsi. Ini tetap dengan pengawasan ketat," sambungnya.

Nanik menegaskan, batas produksi ini bukan sekadar angka, tapi mekanisme pengendalian mutu dan keamanan pangan di setiap dapur layanan MBG.

BGN ingin memastikan peningkatan jumlah produksi tidak berbanding terbalik dengan kualitas gizi dan keamanan makanan yang diberikan. 

"Kami ingin memastikan bahwa peningkatan kapasitas tidak mengorbankan kualitas gizi dan keamanan pangan. Prinsip utama program ini adalah memberi makanan bergizi, aman, dan tepat sasaran,” tegas Nanik.

Kini, bersama kementerian lain, BGN sedang menelusuri ulang standar dapur, jalur distribusi, dan sertifikasi tenaga masaknya. Semua demi satu hal: agar dapur program makan bergizi ini benar-benar bergizi dan tidak lagi berisiko.

Terpisah, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Slipi, Palmerah Jakarta Barat, mengungkapkan kunci sukses tangani produksi MBG tanpa adanya kejadian luar biasa.

Koordinator SPPG Wilayah Jakarta Barat, Yudha Permana, menegaskan pentingnya Critical Control Point (CCP) untuk menjamin kualitas penyediaan Makan Bergizi Grtais (MBG). 

"Hampir kurang lebih 10-11 bulan kita melaksanakan tugas ini, kita melayani siswa, tidak ada satupun yang terjadi persoalan seperti kejadian luar biasa (keracunan)," ujar Yudha, dikutip Jumat, 7 November 2025.

BACA JUGA:1.414 Mitra Program MBG Dihapus, BGN Ungkap Alasan di Baliknya

Sejatinya, kata Yudha, kejadian luar biasa itu dapat dicegah apabila di setiap SPPG serius menjaga Critical Control Point (CCP) tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads