bannerdiswayaward

Wamenkes Benjamin Paulus: Eliminasi TBC 2030 Harus Libatkan 35 Kementerian

Wamenkes Benjamin Paulus: Eliminasi TBC 2030 Harus Libatkan 35 Kementerian

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus-Hasyim Ashari -

JAKARTA, DISWAY.ID — Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus menegaskan bahwa target ambisius eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Indonesia pada tahun 2030 tak akan tercapai tanpa kolaborasi lintas sektor yang masif.

Dalam konferensi pers peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, Rabu, 12 November 2025, Benjamin menyebut setidaknya 35 kementerian dan lembaga harus dilibatkan aktif dalam gerakan nasional penanggulangan TBC.

"Kami tidak bisa bekerja sendiri. TBC sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, lingkungan perumahan yang buruk, sanitasi, gizi, hingga tingkat pendidikan. Oleh karena itu, semua kementerian harus ambil bagian sesuai dengan peran dan tupoksinya,” ujar Benjamin Paulus.

BACA JUGA:Polda Metro Jaya Cek 61 Titik Penjualan, Klaim Harga Beras Terkendali

Wamenkes menjelaskan, dasar hukum kolaborasi lintas kementerian itu bersumber dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

"Sekarang kami sedang menyiapkan Perpres terbaru agar 35 kementerian dan badan bisa bekerja sama lebih efektif, sehingga eliminasi TBC benar-benar bisa tercapai,” ungkap Benjamin.

Kemenkes menilai bahwa TBC bukan hanya isu medis, melainkan masalah sosial-ekonomi yang memerlukan keterlibatan kementerian lain seperti Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, Kemendikbudristek, hingga Kementerian Ketenagakerjaan.

Dikomandoi Menko PMK Pratikno

Lebih lanjut, Benjamin menegaskan bahwa koordinasi lintas kementerian ini akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno.

BACA JUGA:Pertemuan Hangat Prabowo dan PM Australia di Kirribilli House, Bahas Indo-Pasifik dan Industri Strategis

"Jadi ini melibatkan berbagai kementerian. Dikomandoi oleh Pak Pratikno,” ujarnya.

Langkah ini, kata Benjamin, akan memperkuat pelaksanaan strategi nasional TBC di lapangan, terutama dalam mengintegrasikan program kesehatan dengan intervensi sosial dan lingkungan.

Kemenkes menargetkan peningkatan signifikan dalam penemuan kasus TBC aktif, yang saat ini masih menjadi tantangan besar.

Meskipun program skrining aktif telah digencarkan di berbagai daerah, Benjamin menilai bahwa dukungan lintas sektor dibutuhkan agar pasien TBC bisa terdeteksi lebih cepat, menjalani pengobatan tuntas, dan tidak kembali tertular.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads