Airlangga Hartarto: Minyak Sawit Tetap Jadi Pilar Ekonomi Indonesia

JAKARTA, DISWAY.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa minyak sawit masih menjadi salah satu pilar terpenting dalam perekonomian nasional, mengingat kontribusinya yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Airlangga menyoroti stabilnya harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) dan tandan buah segar (TBS) yang masih bertahan di atas Rp 3.000 per kilogram, yang menurutnya memberikan dampak positif bagi produsen maupun jutaan petani kecil di berbagai daerah.

“Minyak sawit akan terus memainkan peran kunci sebagai sumber pendapatan, energi, inovasi, dan kekuatan nasional. Kita tidak boleh berhenti pada ekspor bahan mentah,” tegas Airlangga di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

BACA JUGA:Nilainya Tembus USD 110 Miliar! Airlangga Ungkap Peta Besar Ekonomi Digital Indonesia

Data menunjukkan, sepanjang Januari–September 2025, volume ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 28,66 juta ton, meningkat 11,26 persen dibanding tahun lalu. Sektor ini juga berkontribusi pada surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar USD 4,34 miliar pada September 2025.

Airlangga menambahkan, pemerintah siap memperkuat hilirisasi industri sawit, termasuk mendorong pemanfaatan minyak sawit sebagai energi bersih melalui program mandatori biodiesel.

“Melalui strategi hilirisasi, kita ingin meningkatkan nilai tambah, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan memperkuat industri kita,” ujarnya.

Untuk memperkuat keberlanjutan industri, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2025 yang mengatur penguatan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Kebijakan tersebut memastikan bahwa produk minyak sawit Indonesia telah memenuhi standar lingkungan dan standar global.

BACA JUGA:Bertemu Menko Airlangga, Pramono Usulkan Dua Proyek DKI Jadi PSN

Airlangga juga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan Sistem Informasi ISPO, sebuah platform yang mengintegrasikan data perkebunan, sertifikasi, dan perdagangan secara nasional.

Sistem ini diharapkan mampu meningkatkan transparansi dan mempermudah pelacakan produk sawit secara real-time.

Sumber: