Longsor di Banjarnegara: Kementerian PU Perbaiki Jalur Logistik Hingga Salurkan 15 Toilet Portable
Menteri PU Dody Hanggodo meminta seluruh personel tanggap darurat di balai tetap siaga mendukung operasi lapangan secara optimal. -Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Dalam penanganan bencana tanah longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyalurkan dukungan fasilitas sanitasi berupa 15 unit toilet portabel dan 16 unit Hidran Umum (HU).
Khususnya di Dusun Situkung, Kecamatan Pandanarum yang hingga saat ini masih menjadi pusat operasi pencarian dan penanganan darurat oleh tim SAR gabungan.
BACA JUGA:Ekonomi Jakarta Tumbuh 4,96 Persen, Pengangguran Turun dan Investasi Tembus Rp204 Triliun
Bantuan itu ditujukan untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan para pengungsi yang berada di posko-posko.
Tak hanya itu, sebanyak 23 unit excavator dari balai-balai teknis Kementerian PU dan pemda dikerahkan ke sektor pencarian yang menjadi titik dugaan kuat lokasi korban tertimbun.
Menteri PU Dody Hanggodo meminta seluruh personel tanggap darurat di balai tetap siaga mendukung operasi lapangan secara optimal.
"Kami memastikan seluruh sumber daya Kementerian PU bergerak cepat dalam mendukung upaya pencarian, pemulihan akses, serta penyediaan layanan dasar bagi para pengungsi. Keselamatan tim di lapangan dan percepatan penanganan menjadi prioritas utama," ujar Menteri Dody.
BACA JUGA:Patrick Sugito Mundur dari Posisi CEO GoTo, Beralih ke Hans Patuwo
BACA JUGA:Keluarga Syok Sang Ayah Tiri Diduga Pembunuh Alvaro: Awalnya Gak Ngaku, Sempat Ikut Cari
Selain membantu pencarian korban, kata Dody, pihaknya melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY turut menurunkan tim teknis untuk memastikan akses dan keselamatan selama operasi berlangsung.
"Perbaikan akses jalan menggunakan lapis pondasi agregat kelas A sebagai langkah penanganan sementara, agar mobilisasi tim dan logistik dapat berjalan lebih lancar," tuturnya.
Selanjutnya juga dilakukan pemantauan embung yang terbentuk akibat longsor, termasuk debit air, potensi limpasan, dan retakan tanah yang masih aktif.
Kemudian pemantauan kondisi tanah labil untuk mengantisipasi potensi banjir maupun longsor susulan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
