Sejarah Reuni 212: Rangkaian Fakta dan Peristiwa di Balik Tanggal 2 Desember

Sejarah Reuni 212: Rangkaian Fakta dan Peristiwa di Balik Tanggal 2 Desember

Awal mula peristiwa reuni 212 hingga berkembang jadi agenda tahunan.--Sekretariat Presiden

JAKARTA, DISWAY.ID - Aksi reuni 212 kembali diselenggarakan di Monas, Jakarta Pusat pada hari ini Selasa, 2 Desember 2025 mulai pukul 17.00 WIB.

Beberapa isu akan dibahas dalam kegiatan tersebut, mulai dari bencana di Tanah Air sampai masalah di Palestina.

Pelaksanan reuni malam ini akan juga akan dihadiri oleh Habib Rizieq hingga Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang juga diundang ke acara tersebut.

BACA JUGA:Aksi Reuni Akbar 212 di Monas Hari ini: Tema, Agenda, dan Info Rekayasa Lalu Lintas

Untuk mengenang kembali reuni akbar yang dilaksanakan setiap tahun, simak sejarah terjadinya peristiwa aksi reuni 212 dan sejumlah rangkaian fakta dan peristiwa di balik tanggal 2 Desember 2025.

Sejarah Reuni 212

Sejarah Reuni 212 tidak bisa dipisahkan dari peristiwa monumental yang terjadi pada tahun 2016, dikenal juga sebagai Aksi Bela Islam III.

Peristiwa ini lahir dari adanya ketegangan sosial-politik yang disebabkan oleh isi pidato dari Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Saat berpidato, ia menyinggung Surah Al-Maidah ayat 51 yang mana pernyataan tersebut langsung memicu reaksi keras dari sebagian umat Islam Indonesia dan menganggapnya sebagai penistaan agama.

BACA JUGA:Cek 17 Lokasi Parkir untuk Reuni 212 di Monas Hari Ini, Dishub Siapkan Kuota 10 Ribu

Puncak momen tersebut terjadi di tanggal 2 Desember 2016.

Hingga di tanggal tersebut, jutaan umat Islam di seluruh Indonesia datang menuju kawasan Monumen Nasional (Monas) dengan mengenakan pakaian serba putih.

Melansir dari berbagai sumber, ini adalah sepenggal pidato Ahok yang kala itu dipermasalahkan oleh Massa:

"Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohi, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu".

Pidato Ahok ini lantas langsung ramai beredar di media sosial dan mendapat respon yang berujung tuntutan penjara.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads