Kampus Hijau Dimulai dari Budaya Hidup

Kampus Hijau Dimulai dari Budaya Hidup

Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)--

Kampus yang ramah bagi pejalan kaki secara tidak langsung membangun budaya keterbukaan dan kebersamaan—dua prasyarat penting bagi iklim akademik yang sehat.

Dengan berjalan kaki, kita tidak hanya mengurangi emisi karbon dan kepadatan kendaraan, tetapi juga merawat tubuh, pikiran, dan relasi sosial.

Kampus yang sehat secara fisik akan lebih siap melahirkan pemikiran yang jernih dan produktif.

Dalam jangka panjang, budaya berjalan kaki bukan sekadar pilihan mobilitas, melainkan bagian dari etika akademik yang menempatkan kesehatan manusia dan kualitas interaksi sebagai inti dari proses pendidikan.

Kampus Hijau sebagai Kampus Beradab

Konsep green campus kerap direduksi menjadi daftar indikator teknis: jumlah panel surya, pengelolaan air, atau armada kendaraan listrik.

BACA JUGA:Elegi Lumpur di Hulu Bencana

BACA JUGA:Polemik PBNU: Pelanggaran Berat, Bukan Perselisihan

Semua itu penting, tetapi belum menyentuh akar persoalan. Fritjof Capra dalam The Systems View of Life (2015) mengingatkan bahwa krisis lingkungan bersumber dari cara berpikir yang terfragmentasi, memisahkan teknologi dari nilai, dan kebijakan dari etika.

Karena itu, kampus hijau sejatinya adalah kampus beradab.

Kampus yang menempatkan keberlanjutan sebagai bagian dari etika hidup bersama.

Ia ramah bagi pejalan kaki, inklusif bagi difabel, aman, dan nyaman sebagai ruang belajar. Ia mendidik melalui keteladanan, bukan sekadar kampanye.

Edgar H. Schein dalam Organizational Culture and Leadership (2017) menegaskan bahwa budaya institusi dibentuk oleh praktik yang diulang setiap hari, bukan oleh slogan.

Ketika dosen, pimpinan, dan mahasiswa terbiasa memilih opsi yang lebih ramah lingkungan, pesan pendidikan itu bekerja secara diam-diam namun efektif.

BACA JUGA:World Indonesianist Congress: Belajar dari Kawan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads