JAKARTA, DISWAY.ID - Dalam agama Islam, ibadah kurban merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat muslim setiap tahun pada hari raya Idul Adha.
Ibadah kurban dilakukan dengan menyembelih hewan ternak seperti sapi, kambing, atau domba, dan dagingnya dibagikan kepada yang membutuhkan.
Sebagian umat muslim merasa kesulitan dalam memenuhi kewajiban kurban ini karena faktor ekonomi yang tidak mencukupi.
Untuk itu, beberapa orang mulai menggunakan metode arisan sebagai solusi untuk membeli hewan kurban.
BACA JUGA:Simbol Kekayaan Budaya dan Syariat, Ini Yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Berkurban
Arisan adalah suatu sistem pengumpulan uang dalam jumlah besar dari sejumlah orang dengan cara membayar secara rutin dalam jangka waktu yang telah disepakati.
Metode ini dianggap efektif karena dapat membantu umat muslim yang kesulitan dalam membeli hewan kurban sendiri.
Akan tetapi apakah hukum arisan untuk beli hewan kurban tersebut sesuai dengan ajaran agama Islam?
Dalam artikel Arisan Kurban Apakah Termasuk Kurban Nazar?, Ustadz Maftukhan menjelaskan bahwa tidak semua arisan kurban dapat dianggap sebagai nazar.
BACA JUGA:3 Golongan Orang yang Berhak Menerima Daging Hewan Kurban, Siapa Saja?
Menurut beliau, status hewan kurban dalam arisan dapat dianggap sebagai nazar jika pemiliknya dengan jelas menyatakan niatnya, bukan hanya sebagai respons terhadap pertanyaan orang lain.
Dilansir dari laman NU Online, dalam artikel Arisan Kurban, Awas Riba!, Ustadz Muhammad Syamsudin menjelaskan bahwa arisan kurban merupakan sebuah akad yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih untuk menyelenggarakan ibadah kurban.
Para peserta berkomitmen untuk secara bersama-sama membeli hewan kurban yang sesuai dengan ketentuan, dengan tujuan memenuhi kewajiban kurban bagi peserta yang terpilih pada tahun tertentu.
BACA JUGA:Erick Thohir Siap Bangun Fondasi Sepak Bola yang Kuat untuk Anak Lewat Garuda Academy
Problema muncul ketika harga hewan kurban dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu.