Setengah Dibuka

Setengah Dibuka

Disway diundang di Wisma Duta Besar Indonesia di Damaskus, Suriah.--

Indonesia tidak pernah tutup. Segawat apa pun keadaan di Suriah kedutaan besar kita tetap buka di sana. Termasuk saat-saat genting pada peralihan kekuasaan tanggal 8 Desember lalu.

"Ada 1.000 warga negara Indonesia di sini. Kami tidak boleh kabur duluan," ujar Dr Wajid Fauzi, duta besar Indonesia di Syria. "Justru kami yang harus mengevakuasi mereka," tambahnya.

Wajid sudah enam tahun menjabat duta besar di Syria. Ketegangan seperti di Syria tidak baru baginya. Ia pernah jadi duta besar di Yaman –saat perang di sana.

Sulitnya, warga negara Indonesia di Suriah tidak ada yang datang lewat jalan terang. Tenaga kerja wanita itu datang lewat percaloan yang gelap. Kedutaan harus cari cara yang berliku untuk menemukan mereka.

Malam menjelang tanggal delapan itu juragan mereka kabur. Para juragan sudah membaca situasi baru yang gawat. Mereka tahu: tanggal 5 Desember konvoi besar-besaran meninggalkan ''ibu kota pemberontak'' Aleppo. Ke arah kota Homes. Berarti sudah separo jalan menuju Damaskus.

Di Homes konvoi kian besar. Pemberontak dari Homes bergabung. Tanggal 7 Desember mereka sudah menguasai luar kota Damaskus. Ibu kota terkepung masa. Jumlahnya fantastis.

Jam-jam itulah rupanya negosiasi tingkat tinggi berlangsung. Damaskus tidak mungkin dipertahankan. Pasukan penjaga Damaskus sudah busuk dari dalam. Di tanggal 7 Desember itu terjadi gerakan diam-diam: semua tentara meletakkan senjata. Lari. Banyak senjata yang dibuang di tempat sampah. Pun seragam tentara mereka. Tanpa seragam mereka pulang kampung. Ada yang bergabung dengan gerakan masa.

Penyebab pembusukan itu satu: gaji tentara sangat rendah. Tidak cukup untuk makan setengah bulan. Sejak lama sudah seperti itu. Keuangan negara sudah tergantung pada donasi dari bandar Basyir Al Assad: Rusia.

Bandarnya sudah realistis. Uangnya sudah terkuras di perang dengan Ukraina. Apalagi kekuatan tentara Suriah sudah loyo atas bawah.

Sebenarnya ada bandar cadangan: Iran. Tapi Iran juga lagi konsentrasi ke negara lain. Pemimpin besar Hisbullah di Lebanon tewas: Nasrullah. Ia kena bom taktis Israel yang dikirim dari jarak jauh menghancurkan kediamanmya. Kekuatan bomnya 83 ton.

Maka, tanggal 7 malam itu, Presiden Basyir Al Assad harus menyerah. Ia diterbangkan ke Rusia. Bersama istri dan anak. Tidak langsung ke Rusia. Transit dulu di pangkalan angkatan udara Rusia di bagian barat Syria.

Pun para pengusaha besar kroni Assad. Mereka juga kabur. Mereka membawa harta benda tapi meninggalkan pembantu rumah tangga dari Indonesia. Ada TKI yang menghubungi kedutaan. Ada yang tidak. Kedutaan mencari cara menjemput mereka. Dibawa ke penampungan di dekat gedung kedutaan.

"Sulitnya, banyak yang tidak tahu siapa nama belakang mereka," ujar Pak Duta Besar.

Mereka memang tidak memegang paspor. Dipegang calo. Kedutaan harus membuatkan dokumen perjalanan ''laksana paspor''. Tanpa tahu nama belakang sulit membuatkan dokumen. Data di laksana paspor harus sama dengan data di paspor. Kalau tidak mereka tidak akan bisa lolos di imigrasi saat keluar dari Syria.

Jangankan nama. Di mana kampung asal mereka pun banyak yang lupa. Saking lamanya di Syria. Atau pura-pura lupa. Begitulah doktrin yang disampaikan para calo kepada mereka.

Anehnya calo seperti itu tidak pernah bisa diberantas. Kedutaan sudah sering kirim permintaan agar praktik seperti ini dihapus mulai dari hulunya. Tapi ada saja yang datang lewat pintu belakang.

Sampai sekarang pun masih banyak yang belum berhasil dibuatkan dokumen baru.

Pak duta besar orang Solo. Ia lulusan madrasah Al Islam yang terkenal itu. Ayahnya hakim di pengadilan agama –terakhir menjabat ketua pengadilan tinggi agama di Semarang –lalu Yogyakarta.

Untuk memenuhi permintaan orang tua, Wajid kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Di tahun kedua ia merangkap kuliah di Universitas Gadjah Mada. Doktornya diraih di Universitas Indonesia.

Tidak ada anaknya yang ikut ke Suriah. Ia berdua dengan istri –alumnnus SMAN 8 Jakarta – yang lulusan Universitas Indonesia.

Di hari ketiga di Suriah saya diundang makan siang di Wisma Indonesia. Kebetulan letaknya di tengah perjalanan darat menuju perbatasan Lebanon.


Bersama Duta Besar RI untuk Suriah, dr Wajid Fauzi (tiga dari kiri). Beliau ditemani istri (tiga dari kanan) serta para pegawai KBRI.--

Inilah Wisma Indonesia terbesar, terindah, dan teraman –sebatas pengetahuan saya. Luasnya hampir setengah hektare. Pohon-pohon tinggi menjulang rapat di sekeliling pagarnya. Berbagai pohon buah berada di tamannya –buah lokal maupun buah asal Indonesia.

Di dalam Wisma ini serasa seperti tidak di Syria. Rindang. Tenang. Damai. Ada kolam renang terawat di halaman depan. Airnya biru jernih menggoda. Ada lapangan tenis. Ada halaman belakang. Tapi olahraga penghuninya: bulu tangkis.

Siang itu kami mendapat sajian lodeh, bakwan, semacam kare, empal, kerupuk, dan sambal. Ini berkah luar biasa –setelah tiga hari kambing, kambing, dan kambing.


Akhirnya makan masakan Indonesia, setelah sebelum makan olahan kambing, kambing, dan kambing.--

Wisma ini berada di luar kota. Tapi hanya 15 menit bermobil dari gedung kedutaan. Juga hanya 20 menit dari perbatasan Syria-Lebanon. Strategis. Kalau ada keadaan darurat mudah menuju Lebanon.

Wajid duta besar ketiga atau keempat yang menempati wisma istimewa ini. Lokasinya di lingkungan real estate kelas atas. Semua rumah di kawasan ini seperti itu. Tiap kaplingnya setengah hektare. Pagarnya pohon tinggi padat menjulang.

"Untung rumah ini aman," ujar Ny Wajid. Maksudnyi: aman di hari revolusi sosial tanggal 7 dan 8 Desember itu. "Padahal tentara yang menjaga di depan wisma sudah kabur. Sudah membuang senjata mereka," ujarnyi.

Nama Indonesia memang harum di Syria. Tidak pernah ada luka apa pun.

Banyak kedutaan lain yang jadi sasaran amuk masa. Misalnya kedutaan Iran. Atau Tiongkok. Bahkan juga terjadi penjarahan. Tapi aset Indonesia aman-sentosa

Tentu masih ada satu agenda yang lebih sensitif: orang Indonesia yang pernah tergabung dalam pasukan pemberontak. Jumlahnya masih sekitar 100 orang. Pak dubes tidak mau diajak bicara soal ini. Dunia diplomasi harus tahu mana yang dibuka dan mana yang ditutup. Hanya kadang-kadang saja ada yang setengah dibuka.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 28 September 2025: Tegangan Tinggi

Ima Lawaru

Saya berterimah kasih banyak pada Pak Djoko. Komentar Anda kemarin dengan judul SETENGAH BAIK seperti menampar saya. Saya yang suka ngedumel, protes terang-terangan ke atasan, atas orang lain yg tidak/belum disiplin waktu. Saya ngedumel orang buang sampah sembarangan. Saya ngedumel seseorang tidak mau antri sesuai aturan. Saya harus banyak belajar menerima. Jangan lagi ngedumel. 

djokoLodang

-o-- ICON ES KRIM Cone es krim ... Di pedalaman pasar itu kami hanya beli satu barang: es krim. Es krim kuno. Icon di pasar itu. Icon di seluruh negara. Pun saya yang sudah tahunan tidak makan es krim harus merasakannya. ... *) Ernest A. Hamwi, seorang penjual kue kering asal Suriah, memperkenalkan cone es krim berbahan wafel renyah di Pameran Dunia St. Louis tahun 1904. Ia menciptakan solusi inovatif ketika penjual es krim di sebelahnya kehabisan wadah. Hamwi dengan cepat menggulung kue keringnya menjadi bentuk kerucut untuk menampung es krim, dan idenya disambut baik oleh pelanggan. Penemuan cone es krim memungkinkan konsumen menikmati es krim dengan cara yang lebih praktis dan ramah lingkungan, menjadikannya camilan populer di seluruh dunia. --koJo.- 

Er Gham 2

Tahun 1957 Pak Sukarno ternyata pernah ziarah ke makam Salahudin. 

Ciga Sama

Aduh jangan pikir macam macam. "Meski tegangan listrik di bawah tinggi, voltase tegangan atasnya payah." maksudnya semangat pestanya tinggi di lantai bawah, tapi yang lantai atas sudah pada kecapean semua. he he

Er Gham 2

Nah, muktamar atau kongres partai yang demokratis itu seperti yang terjadi kemarin pada PPP. Itu baru terlihat ada kebebasan menyuarakan pendapat. Sambil jotos jotosan dan lempar kursi. Kalau kongres di partai lain sih terasa membosankan. Peserta nya jaim, jaga image. Terasa seperti kongres basa basi. 

Taufik Hidayat

Terus terang , membaca jalan jalan Abah DI di Damaskus hari ini membuat saya juga jadi ingin ke sana. Apalagi ketika disebut di Masjid Muwaiyyah ada Makam pahlawan Perang Salib Salahuddin Al Ayyubi . ini sesuai dengan hobi saya mengunjungi makam makam baik yg modern maupun yang kuno. Bahkan kisahnya sudah dikumpulkan menjadi dua jilid buku yang lumayan tebal lebih 1000 halaman berjudul Tamasya ke Masa Depan. masa depan buat kita semua ya makam makam itu. Bicara Suriah ???????? jadi ingat kalau dalam sejarah Tinur Tengah di sebut sebagai bagian dari Syam, Karena Syam di zaman sekarang meliputi juga kawasan ???????? Lebanon , Yordania ???????? dan bahkan Palestina ???????? . Ah negeri negeri eksotis yang saya suka dan orang Barat menyebutnya Levant . Bahkan kalau kita belajar bahasa Arab ada yg khusus Levantine Arabic. jadi ingat perjalanan saya lebih 25 tahun lalu ke Yordania.????????. Yang pernah saya ceritakan transit di Damskus. Di Amman, saya akhir nya menyewa sopir taksi untuk 4 hari jalan jalan bahkan sampai ke Petra dan Aqabah, uniknya sopir urus sekalian mengajak anaknya yang masih berusia sekitar 9! Tahun . Dan banyak sekali makam yang kami kunjungi yang saya masih ingat makam Nabi Harun, dan Shuayb. Uniknya makam nabi nabi ini biasanya lebih dari satu? Tapi perjalanan di akhir abad lampau ini memang sangat berkesan karena selain bisa berenang di Laut Mati saya bersama sopir dan anaknya lebih mirip keluarga selain bisa praktis Bhs arab karena terpaksa .Ke Sutiah yuk?

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@pak Er Gham 2.. Kunjungan Presiden Sukarno ke makam Salahudin Al-Ayyubi pada tahun 1957 merupakan simbol kuat persaudaraan lintas bangsa dan lintas zaman. Bung Karno tidak sekadar berziarah, tetapi juga menegaskan rasa hormat bangsa Indonesia kepada tokoh Islam dunia yang dikenal sebagai pahlawan besar dalam Perang Salib. Gestur ini memperlihatkan gaya kepemimpinan Sukarno yang penuh simbol dan makna: Diplomasi tidak melulu lewat meja perundingan, tetapi juga melalui penghormatan terhadap sejarah dan tokoh-tokoh yang menjadi panutan bersama. Bagi Suriah, kunjungan ini mempererat hubungan dengan Indonesia yang waktu itu juga sedang menegaskan posisi politik luar negerinya di kancah internasional. Bagi rakyat Indonesia sendiri, momen itu menanamkan kebanggaan bahwa pemimpinnya tidak lupa pada jejak perjuangan umat Islam dunia. Singkatnya, ziarah Sukarno ke makam Salahudin bukan sekadar acara protokoler, melainkan pernyataan politik dan kultural: Indonesia berdiri dalam barisan bangsa-bangsa yang menghargai perjuangan, martabat, dan warisan sejarah dunia Islam.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

DAMASKUS DAN PESTA YANG TAK PERNAH PADAM.. Yang bikin saya tersenyum membaca kisah ini bukan soal kerudung, bukan pula soal es krim legendaris. Justru soal jam pesta pengantin yang dimulai jam 10 malam! Bayangkan, di Indonesia jam segitu biasanya tamu sudah pulang, catering sudah habis, dan sound system tinggal dipakai tetangga buat karaokean. Tapi di Damaskus, jam 10 malam itu justru “prime time.” Musik menghentak, wanita berdandan penuh gaya, jilbab dilepas, rambut berwarna-warni dipamerkan. Pesta pun berlangsung sampai pukul dua dini hari. Jadi kalau ada yang mengira orang Timur Tengah itu kaku, silakan coba ikut resepsi di sana—dijamin kaget. Yang lebih unik, acara ini hanya untuk wanita. Laki-laki dapat giliran lain hari. Jadi para wanita bebas berekspresi, tanpa sungkan, tanpa kompetisi dengan kaum Adam. Boleh dibilang, di balik pakaian hitam yang seragam, tersimpan dunia warna-warni yang tak kalah meriah. Damaskus ternyata bukan hanya kota sejarah, tapi juga kota “after hours.” Bahkan pesta pernikahan pun bisa jadi bukti: hidup harus dirayakan, meski listriknya kadang lebih lemah dari semangat pengantinnya.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

WANITA DAMASKUS, KERUDUNG, DAN ES KRIM.. Membaca kisah di Damaskus ini, saya jadi teringat bahwa dunia memang tak pernah hitam-putih. Wanita di sana pakai kerudung, tapi tetap modis—mirip suasana mall di Jakarta. Bedanya, hidung mereka lebih mancung, mata agak kebiruan, dan kulit lebih pucat. Kalau kata iklan, “limited edition.” Yang menarik, film Korea pun ikut merasuki Damaskus. Sampai-sampai Janet disangka artis drakor. Untung tidak ada yang minta tanda tangan di es krim. Masjid, pasar, dan kampung Kristen berdiri berdampingan. Damaskus menunjukkan bahwa sejarah bisa berlapis: dari Romawi, Islam, sampai drama Korea. Bahkan pesta pengantin pun punya jam tayang sendiri—mulai pukul 22.00, dengan musik sampai dini hari. Seolah mereka berkata: tidur itu opsional, bergembira itu wajib. Dan di tengah semua itu, penulis menutup cerita dengan kalimat cerdas: “Meski tegangan listrik di bawah tinggi, voltase tegangan atasnya payah.” Bukan hanya soal lampu lima watt, tapi metafora yang pas: Rakyat bawah penuh energi. Sementara elit di atas sering kedodoran. Humor halus yang membuat Damaskus terasa dekat. Meski saya membaca artikel ini dari ribuan kilometer jauhnya.

djokoLodang

-o-- + Kangmas! Kok masih baca koran dari tadi. Apa sudah membereskan kekacauan di gudang itu? - Biar aku tanya nih. Kalau ada kamar berantakan tapi nggak ada yang lihat, apakah kamar itu masih dikatakan berantakan? + Ooh? Biar aku tanya juga ... Kalau ada orang tua lapar, terus nggak ada yang masak, apa ia masih lapar? + Baiklah. Aku bersihkan gudang itu sekarang. Panggil saja kalau makan siang sudah siap. --koJo.-

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

WANITA DAMASKUS, KERUDUNG, DAN ES KRIM.. Membaca kisah di Damaskus ini, saya jadi teringat bahwa dunia memang tak pernah hitam-putih. Wanita di sana pakai kerudung, tapi tetap modis—mirip suasana mall di Jakarta. Bedanya, hidung mereka lebih mancung, mata agak kebiruan, dan kulit lebih pucat. Kalau kata iklan, “limited edition.” Yang menarik, film Korea pun ikut merasuki Damaskus. Sampai-sampai Janet disangka artis drakor. Untung tidak ada yang minta tanda tangan di es krim. Masjid, pasar, dan kampung Kristen berdiri berdampingan. Damaskus menunjukkan bahwa sejarah bisa berlapis: dari Romawi, Islam, sampai drama Korea. Bahkan pesta pengantin pun punya jam tayang sendiri—mulai pukul 22.00, dengan musik sampai dini hari. Seolah mereka berkata: tidur itu opsional, bergembira itu wajib. Dan di tengah semua itu, penulis menutup cerita dengan kalimat cerdas: “Meski tegangan listrik di bawah tinggi, voltase tegangan atasnya payah.” Bukan hanya soal lampu lima watt, tapi metafora yang pas: Rakyat bawah penuh energi. Sementara elit di atas sering kedodoran. Humor halus yang membuat Damaskus terasa dekat. Meski saya membaca artikel ini dari ribuan kilometer jauhnya.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

JALUR SUTERA, JEJAK YANG MASIH HIDUP.. Yang paling menempel di benak saya justru pasar kuno Damaskus. Lorong-lorong batu, kios berderet rapat, hingga cara pedagang menumpuk barang—semuanya mengingatkan pada pasar di Xinjiang. Seakan-akan sejarah perdagangan ribuan tahun lalu belum pernah putus. Itulah bukti nyata bahwa Jalur Sutera bukan hanya catatan di buku, tapi urat nadi yang masih berdenyut. Dari Damaskus sampai Tiongkok barat, desain pasar, gaya berdagang, bahkan semangat tawar-menawar punya pola serupa. Beda bahasa, tapi gayanya terasa akrab. Es krim manual di lumpang besar pun seperti simbol tradisi itu, sesuatu yang kuno tapi tetap disukai lintas generasi. Orang boleh bicara geopolitik modern, tapi di pasar inilah terlihat betapa hubungan dagang bisa lebih kuat dari sekadar batas negara. Maka membaca kisah Damaskus ini, saya merasa sedang berjalan di antara jejak kafilah masa lalu. Bedanya, dulu mereka membawa sutera, rempah, dan keramik. Dan naik onta. Sekarang bawa kamera, es krim, dan kadang-kadang drama Korea di ponsel. 

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

DI DAMASKUS, KITA FULL TEGANG, ATAS BAWAH.. Setahun lalu, Damaskus selalu >tegang<. >Tegang< di jalanan karena listrik sering padam, >tegang< di pasar karena harga melonjak, bahkan obrolan ringan pun kadang >tegang<. Wajah orang-orang >tegang< bukan karena marah, tapi karena lelah. >Tegangan< listrik rendah membuat lampu redup, sementara >tegangan< hidup terasa makin berat. Namun, di balik suasana >tegang< itu, ada ironi: anak-anak tetap bisa tertawa, meski orang tuanya >tegang< memikirkan masa depan. Para pedagang pun tetap membuka lapak, meski >tegang< menunggu pembeli. Bahkan sopir taksi tetap bercanda, meski dompetnya >tegang< karena isi makin tipis. >Tegangan< antara harapan dan kenyataan memang tinggi, tapi justru di situlah ketangguhan Damaskus lahir. Orang-orang belajar mengubah rasa >tegang< menjadi daya tahan, mengubah tekanan menjadi kekuatan. Kini, kota itu mulai bernapas lebih lega. Walau sesekali masih >tegang<, warga tahu: setiap tegang bukan akhir, melainkan tanda bahwa kehidupan masih mengalir. 

Rafia Akhya Fajrie

Ulun tahu ai Julak Dahlan ni indah supan, kisah tegangan tinggi jar, paling lintuk jua, mun mau kajung jua, tuhuk di guliming dahulu hanyar hidup, tu gin kada kawa takajut saikit, langsung lintuk , tuhuk pulang manyalingar mahidupi, hati haja nang kancang, onderdil kada manyuhun

Thamrin Dahlan YPTD

Tegangan Tinggi. Delapan puluh persen chdi hari ahad ini perihal seluk beĺuk "nyi" (nyai). Lengkap sekali deskripsi Abah tentang wanita Ras Arabia sepertinya menyendir atau tepatnya membandingkan bandingke dengan Nyai di negeri sini. Mulai dari hidung, mata sampai seluruh anatomi tubuh yang terlihat di dokumentasi foto. Untung ada Mbak Janet. Wanita melayu menyebutnya sebagai selendang. Jauh jauh hari sebelum wanita Indonesia berhijab perempuan minangkabau sudah menutup kepala. Ya selendang itu amanya atau kerudung. Anda perhatikan postur tubuh wanita Sumatera Barat 

Er Gham 2

Katanya anak anak bosan. Setuju. Variasikan menu MBG. Yang penting protein tinggi. Bisa sesekali diberikan kebab, atau mie ayam. Kalau bakso agak sulit karena berkuah. Malah di Sumatera bisa disajikan menu kebab isi rendang atau kebab isi tuna untuk anak anak di Sulawesi. Tidak berdosa kasih burger seminggu sekali. Kenapa tidak pernah disajikan nasi goreng kambing sesekali. Atau bakpao besar isi ayam. C'mon man. Mosok nasi terus tiap hari. Anak anak itu prajurit di barak yang sedang berlatih. Anak anak itu generasi baru. Bukan gen jadul. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 114

  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Ustadz Muntazham
    Ustadz Muntazham
    • Ustadz Muntazham
      Ustadz Muntazham
    • Ustadz Muntazham
      Ustadz Muntazham
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Sugi
    Sugi
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • WIRA
    WIRA
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Bahtiar HS
      Bahtiar HS
  • Nusantara Hijau
    Nusantara Hijau
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Wilwa
      Wilwa
    • Wilwa
      Wilwa
  • Hendro Purba
    Hendro Purba
    • Wilwa
      Wilwa
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Sadewa 19
      Sadewa 19
    • Liam Then
      Liam Then
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Liam Then
    Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
  • Beny Arifin
    Beny Arifin
  • Jokosp Sp
    Jokosp Sp
    • Beny Arifin
      Beny Arifin
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Tivibox
      Tivibox
  • Beny Arifin
    Beny Arifin
  • mario handoko
    mario handoko
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
  • Tivibox
    Tivibox
    • Runner
      Runner
    • Beny Arifin
      Beny Arifin
  • Thamrin Dahlan YPTD
    Thamrin Dahlan YPTD
    • Thamrin Dahlan YPTD
      Thamrin Dahlan YPTD
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Ojol Gacor
    Ojol Gacor
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Jokosp Sp
      Jokosp Sp
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • DeniK
    DeniK
    • Runner
      Runner
  • Sadewa 19
    Sadewa 19
  • Eko Darwiyanto
    Eko Darwiyanto
    • ikhwan guru sejarah
      ikhwan guru sejarah
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • Tiga Pelita Berlian
    Tiga Pelita Berlian
    • DeniK
      DeniK
  • Prieyanto
    Prieyanto
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • sense habibie
    sense habibie
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Wilwa
      Wilwa
  • Denny Herbert
    Denny Herbert
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Kalender Bagus
    Kalender Bagus
  • heru santoso
    heru santoso
    • Denny Herbert
      Denny Herbert
    • Prieyanto
      Prieyanto
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • heru santoso
      heru santoso
  • praz ty
    praz ty
  • praz ty
    praz ty
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Maman Lagi
    Maman Lagi
  • Wilwa
    Wilwa
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • DeniK
    DeniK
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • rid kc
    rid kc
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Andrea X
    Andrea X
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Em Ha
      Em Ha
    • MULYADI PEGE
      MULYADI PEGE
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Lègég Sunda
      Lègég Sunda
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    • ra tepak pol
      ra tepak pol
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺