264 Tentara Terakhir Ukraina di Mariupol Menyerah ke Pasukan Rusia

264 Tentara Terakhir Ukraina di Mariupol Menyerah ke Pasukan Rusia

Evakuasi pasukan yang terluka dari pabrik baja Azovstal di Mariupol--Twitter

BACA JUGA:Korban Kecelakaan Maut di Tol Surabaya-Mojokerto Bertambah, Sopir PO Bus Digelandang ke Polres

Pihak Militer Ukraina mengatakan telah memerintahkan komandan unit yang ditempatkan di Azovstal untuk menyelamatkan nyawa personel dan pasukan di sana telah memenuhi misi tempur mereka.

Upaya untuk menyelamatkan pasukan yang masih di dalam sedang berlangsung, tambah militer.

Tidak disebutkan berapa banyak pasukan yang tersisa.

Pasukan Ukraina mengatakan mereka bertahan di Azovstal selama 82 hari, mengulur waktu bagi seluruh Ukraina untuk memerangi pasukan Rusia dan mengamankan senjata Barat yang dibutuhkan untuk menahan serangan Rusia.

Namun evakuasi kemungkinan menandai akhir dari pertempuran terpanjang dan paling berdarah dari perang Ukraina dan kekalahan yang signifikan bagi Ukraina.

BACA JUGA:Pelaku Penembakan Brutal yang Tewaskan 10 Orang di New York Serukan Bunuh Wali Kota London dan Erdogan

Mariupol sekarang berada dalam reruntuhan setelah pengepungan Rusia yang menurut Ukraina menewaskan puluhan ribu orang di kota itu.

Sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari, kehancuran Mariupol telah menjadi simbol kemampuan Ukraina untuk menahan invasi Rusia dan kesediaan Rusia untuk menghancurkan kota-kota Ukraina yang bertahan.

Evakuasi terjadi beberapa jam setelah Rusia mengatakan telah setuju untuk mengevakuasi tentara Ukraina yang terluka ke fasilitas medis di Novoazovsk.

Pasukan terakhir Azovstal telah bertahan selama berminggu-minggu di bunker dan terowongan yang dibangun jauh di bawah tanah untuk menahan perang nuklir.

BACA JUGA:10 Orang Tewas dalam Penembakan Brutal di Supermarket Buffalo, Pelaku Siarkan Langsung Aksinya melalui Kamera

Warga sipil dievakuasi dari dalam pabrik, salah satu fasilitas metalurgi terbesar di Eropa, awal bulan ini.

Istri anggota Resimen Azov menggambarkan kondisi di pabrik pada Senin pagi.

"Mereka berada di neraka. Mereka menerima luka baru setiap hari. Mereka tanpa kaki atau tangan, kelelahan, tanpa obat-obatan," kata Natalia Zaritskaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: